Mengetahui Komponen Penting Dalam Pembuatan Mesin Tetas Telur Secara Mandiri

Komponen Dalam Mesin Tetas

Sama halnya dengan karakteristik mesin pada umumnya, begitu juga dengan mesin tetas telur, mesin ini bekerja atas dasar sistem yang dibangun dari beberapa komponen penyusun. Komponen untuk pembuatan mesin tetas sendiri meliputi sumber panas, pengatur suhu, pengatur kelembapan, wadah telur, serta ruangan penetasan. 

Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu komponen pembuatan mesin tetas.

 

a. Sumber Panas

Agar Embrio di dalam telur bisa berkembang dan menetas dengan sempurna maka membutuhkan suhu lingkungan yang hangat. Adapun sumber panas secara alami bisa berasal dari tubuh sang induk, jadi penetasan alami berlangsung dengan cara pengeraman oleh induk betina. Lain halnya dalam penetasan menggunakan mesin tetas, suhu hangat diperoleh melalui sumber panas atau alat pemanas yang terdapat di dalam mesin.

Sumber panas merupakan komponen penting pada mesin tetas. Panas yang dihasilkan harus merata ke seluruh ruang penetasan dan diterima oleh permukaan telur. Panas yang tidak merata atau kurang dari suhu yang dibutuhkan akan mengakibatkan telur gagal menetas. Sebaliknya, apabila panas yang diterima telur terlalu berlebihan dapat mengakibatkan gejala embrio di dalam telur mati, atau bahkan menyebabkan telur meledak.

Beberapa jenis sumber panas yang biasa digunakan dalam mesin tetas di antaranya lampu minyak, lampu pijar, lampu listrik, atau pemanas buatan pabrik yang terbuat dari kawat nikelin. Pemilihan sumber panas dapat disesuaikan dengan kemampuan dan ketersediaannya di wilayah peternak.
Sumber Panas Penetasan Telur Lampu Minyak, Lampu Pijar, Lampu Listri atau Lampu Nikelin

Selain bisa digunakan untuk keperluan dalam penetasan telur, lampu juga merupakan sumber panas yang biasa digunakan oleh peternak skala rumah tangga.

Penggunaan sumber panas dapat dikombinasikan lebih dari satu jenis, seperti pada mesin tetas semi modern yang dirancang oleh Bapak Abdul Wakhid. Mesin tetas rancangannya biasanya menggunakan dua jenis sumber panas yaitu lampu minyak dan lampu pijar. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu salah satu sumber pemanas berhenti. Misalnya, saat kondisi minyak tanah langka, peternak dapat menggunakan lampu pijar sebagai sumber pemanas. Selain itu, penggunaan dua atau lebih sumber pemanas dapat mencegah mesin berhenti beroperasi di saat periode penetasan.

 

b.  Pengatur Suhu dan Kelembaban


Alat pengatur suhu berfungsi untuk mengatur tinggi rendahnya panas yang dihasilkan di dalam ruang penetasan dari sumber panas. Sistem kerja alat ini terbagi menjadi sistem manual dan otomatis. Kerumitan komponen pengatur suhu dan kelembapan (termoregulator) tergantung pada jenis mesin tetas. Pada mesin tetas dengan sumber pemanas lampu pijar atau kawat nikelin yang bekerja dengan sistem elektrik, termoregulator berupa termostat yang terdiri dari kapsul eter, baut pengatur dan switch tekan mikro.

Alat Pengukur Suhu dan dan Kelembaban

Termostat. Berfungsi sebagai alat pengatur suhu dan kelembaban pada mesin tetas

Pada mesin tetas tradisional biasanya alat yang digunakan masih manual. Sementara itu, pengatur suhu pada mesin tetas semi modern dan mesin tetas modern sudah menggunakan sistem otomatis, yaitu sumber panas dirangkai dengan termostat sehingga sumber panas akan menyala atau mati secara otomatis ketika suhu di dalam ruang penetasan berubah.

c. Ruang Penetasan dan Wadah Telur


Bagian dalam dari mesin biasanya berisi ruang penetasan dan wadah untuk menempatkan telur. Ruang penetasan terdiri dari berbagai macam bentuk. Ada ruang penetasan yang memiliki inkubator dan hatcher secara terpisah.

Inkubator merupakan bagian ruangan tempat meletakkan telur yang dilengkapi alat pemutar telur. Sementara itu, hatcher merupakan bagian yang tidak dilengkapi dengan alat pemutar. Secara fisik, tidak terdapat perbedaan signifikan antara keduanya. Sementara itu, pada mesin tradisional tidak ada bagian khusus inkubator maupun hatcher. Pasalnya, perputaran telur dilakukan secara manual menggunakan tangan.

Inkubator dan Hatcher

Inkubator dan Hatcher yang terdapat pada mesin tetas otomatis

Ukuran luas ruang penetasan disesuaikan dengan jumlah telur yang akan ditetaskan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk jenis mesin tetas tradisional dapat memuat hingga 200 butir telur. Mesin tetas semi modern memiliki kapasitas 1.000 - 1.200 butir telur. Selain itu, ada juga mesin tetas semi modern yang dibuat khusus untuk skala rumah tangga dengan kapasitas 200 - 1.000 butir telur. Sementara itu, mesin tetas otomatis atau mesin semi modern biasanya memiliki ruang penetasan berkapasitas lebih dari 5.000 butir telur.

Ruang penetasan dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, mulai bahan yang mahal seperti alumunium hingga bahan yang sederhana seperti papan tripleks. Untuk tujuan penghematan, barang bekas seperti peti atau lemari bekas pun bisa digunakan sebagai ruang penetasan. Pemilihan bahan harus memperhatikan faktor keamanan dan jenis bahan yang digunakan. Hindari penggunaan bahan yang mudah terbakar atau lapuk sehingga daya tahan mesin tetas lebih awet dan perawatan komponen mesin dapat dilakukan dengan mudah.

Rak telur merupakan komponen penting pada mesin tetas karena kualitasnya ikut menentukan keberhasilan telur yang menetas. Jika rak telur tidak dibuat dengan baik, potensi telur yang gagal menetas akan lebih besar. Ditinjau dari syarat, model, dan fungsinya, terdapat tiga macam model rak telur, yaitu rak telur sederhana, rak telur lipat, rak telur dengan pengatur posisi atau pemutar, dan rak penyimpanan untuk anakan.

Wadah atau rak telur merupakan tempat untuk menyusun telur di dalam ruangan penetasan. Wadah untuk menyusun telurdapatterbuat dari berbagai macam bahan, seperti pelat alumunium atau rangka besi. Pada pemilihan bahan, karakteristik yang harus diperhatikan adalah pilih bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik dan merata kepada telur.

1. Rak Telur Sederhana

Rak model ini terbuat dari rangka kayu reng dan kawat nyamuk atau kawat patri dengan lubang berukuran 0,5 - 1 cm. Kelebihan rak telur sederhana adalah mudah dalam proses pembuatannya dan biaya murah. Model ini memungkinkan bagi anakan yang menetas untuk tetap berada di rak hingga penetasan telur terakhir.
Rak Telur Sederhana



2. Rak Telur Lipat
Rak telur lipat hampir sama dengan rak telur sederhana, tetapi pada rak ini telah dilengkapi bagian yang bisa dilipat seperti sekat pembatas. Fungsinya untuk membatasi dan menahan telur agar tidak bergeser atau bergerak selama di dalam mesin tetas. Bagian yang dapat dilipat biasanya terletak 10 cm di depan rak.

Rak Telur Lipat


3. Rak Telur dengan Pemutar
Berbeda dengan model rak telur lainnya, tempat dudukan telur terbuat dari bahan kawat rangka. Bagian dasar berupa kawat nyamuk yang disambung dengan solder. Lebar rangka umumnya disesuaikan dengan ukuran dan jumlah telur. Sementara itu, panel pembalik terbuat dari kayu reng yang dirangkai.

Rak Telur dengan Pemutar

d. Rak Penampungan
Rak penampungan biasanya hanya terdapat pada mesin yang memiliki rak lipat. Fungsi dari rak penampungan ini sebagai tempat penampungan sementara bagi anakan yang telah menetas. Bagian alas rak diatur agar tidak licin dengan cara menggunakan kawat yang berdiameter kecil agar kaki anakan tidak terperosok ketika keluar dari telurnya.

 

Perlengkapan Penetasan Telur


Perlengkapan penetasan terdiri dari alat pendukung kerja mesin dan peralatan untuk membantu penetasan. Komponen pendukung kerja ini sifatnya tidak mutlak harus ada dan kegunaannya bisa disubstitusi dengan memodifikasi mesin atau penerapan teknik tertentu.

 

a. Teropong Telur

Untuk mengetahui tingkat fertilitas telur yang disimpan dalam mesin tetas dibutuhkan alat teropong telur. Teropong telur bekerja dengan bantuan cahaya. Teknisnya, cahaya ditembakkan ke arah telur, lalu melalui teropong yang berbentuk silinder dapat terlihat tingkat perkembangan embrio di dalamnya. Telur yang fertil dapat terus berkembang. Sementara itu, telur yang embrionya terlihat mati dapat segera digantikan telur yang baru.

Terdapat berbagaijenis teropong telur, mulai dari teropong sederhana hingga teropong yang memiliki teknologi canggih, seperti teropong ZETA. Perbedaannya terletak pada jumlah telur yang dapat dilihat. Jika menggunakan teropong biasa hanya dapat memeriksa telur satu per satu. Namun, teropong ZETA mampu memeriksa telur dalam jumlah yang lebih banyak dalam satu kali pengamatan.

Peneropongan. Bertujuan untuk mengetahui fertilitas telur di dalam mesin tetas

Pemilihan Fertilitas Telur
Untuk menetaskan telur ayam atau bebek, tentunya telur yang akan ditetaskan adalah telur yang fertil atau dibuahi. Telur tanpa pembuahan atau tanpa adanya perkawinan dengan pejantan tidak mungkin bisa menetas. Kalau kita mempunyai peternakan sendiri, untuk mendapatkan telur tetas tentunya bukan hal yang sulit, karena kita mempunyai indukan yang kita ketahui jenis makanannya, perbandingan pejantan dan betinanya, apalagi kalau kita menggunakan perkawinan dengan sistem inseminasi buatan, kita akan lebih mudah mengetahui apakah telur itu dibuahi atau tidak. Walaupun jawaban yang lebih pasti dapat kita temukan ketika kita melakukan peneropongan setelah beberapa hari telur berada di dalam mesin tetas. Kebanyakan pedagang telur tetas, atau pedagang bebek mengatakan dapat mengetahui ciri-ciri telur tetas yang fertil atau dibuahi berdasarkan dari ciri-ciri fisik telur yang akan di tetaskan. Bahkan ada yang mengatakan dapat membedakan telur tetas yang berisi embrio jantan dan embrio betina. Secara logika hal ini sangat sulit untuk diterima, Mengingat isi di dalam telur adalah sekumpulan sel yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat kasat mata. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengetahui telur yang akan ditetaskan adalah telur yang fertil. Apabila ada seseorang yang dapat mengetahui secara pasti ciri-ciri telur yang fertil atau dibuahi, sudah dapat dipastikan orang tersebut akan mendapatkan pendapatan yang sangat banyak dari penjualan telur tetas. Ciri-ciri telur tetas yang fertil atau dibuahi oleh pejantan hanya dapat dilihat dengan cara peneropongan setelah telur berada dalam mesin tetas beberapa hari. Untuk mengetahui telur yang fertil atau tidak sebelum masuk ke dalam mesin tetas adalah hal yang susah diterima logika. Kita tidak bisa mengetahui ciri-ciri telur yang fertil, yang dapat kita lakukan adalah berusaha mendapatkan telur tetas dengan tingkat fertilitas yang tinggi. Supaya telur yang akan kita tetaskan mempunyai tingkat fertilitas yang tinggi, kita harus mengetahui beberapa hal seperti di bawah ini:

Telur Dari Hasil Perkawinan Apabila kita membeli telur tetas dari peternak, pastikan telur tetas yang kita beli merupakan telur tetas dari peternakan yang mempunyai pejantan dengan perbandingan yang ideal antara pejantan dan betina adalah 1:8. Dengan demikian maka telur yang kita tetaskan adalah telur yang dibuahi. Perhatikan Fisik telur. Bentuk fisik telur sangat berpengaruh pada fertilitas dan daya tetas telur itu sendiri. Usahakan membeli telur tetas dengan kerabang yang tidak terlalu tebal, memilih telur yang bersih, telur yang tidak retak,bentuk telur yang ideal. Kerabang telur yang terlalu tebal akan menyulitkan pada proses pecahnya kerabang telur waktu penetasan, Biasanya embrio mengalami kematian di dalam kerabang telur karena kesulitan memecah kerabang telur. Telur yang kurang bersih akan mudah dimasuki kuman-kuman bibit penyakit, mengingat kerabang telur memiliki pori-pori untuk pernafasan embrio yang ada di dalam telur. Telur yang retak sebaiknya jangan ditetaskan karena tidak akan bisa menetas. Bentuk telur yang ideal juga berpengaruh pada penetasan. Tetaskan telur-telur dengan bentuk yang ideal, tidak terlalu bulat juga tidak terlalu lonjong, tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Lama Penyimpanan Telur. Lama penyimpanan telur sangat mempengaruhi daya tetas telur. Telur yang disimpan terlalu lama akan membunuh embrio yang ada di dalamnya, dengan demikian maka telur tidak akan menetas. Lama penyimpanan telur tetas sebaiknya kurang dari 7 hari. Tanyakan kepada penjual telur, berapa lama telur tersebut disimpan. Semakin lama telur disimpan, maka fertilitas dan daya tetasnya akan menurun bahkan mendekati angka nol. Ciri-ciri telur yang fertil atau dibuahi hanya dapat diketahui dengan cara meneropongnya pada beberapa hari setelah telur berada pada mesin tetas. Kita tidak dapat mengetahuinya sebelum telur ditetaskan, meskipun telur itu berasal dari induk yang dikawini oleh pejantan, karena mata kita mempunyai keterbatasan dalam melihat sesuatu yang lebih kecil seperti contohnya sel telur. Kita hanya dapat mengusahakan supaya tingkat fertilitas telur lebih tinggi dengan daya tetas telur yang juga lebih tinggi. Sumber : http://pelajaranilmu.blogspot.co.id/2012/05/pemilihan-fertilitas-telur.html

 

b. Kipas


Kipas berfungsi untuk meratakan panas ke seluruh ruang penetasan agar suhu panas yang diterima telur merata. Kipas pemerata panas atau kipas ventilator ini dapat bekerja secara manual maupun otomatis. Keberadaan kipas sebenarnya tidak mutlak harus ada di dalam setiap rancangan mesin tetas. Pasalnya, peranannya dapat digantikan dengan teknik pengontrolan telur yang rutin dilakukan setiap hari. Karena itu, kipas biasanya hanya digunakan untuk mesin modern atau mesin dengan kapasitas penyimpanan yang besar.

Pada mesin tetas rancangan penulis, kipas ini tidak digunakan karena panas yang dihasilkan dari sumber panas sudah cukup merata ke seluruh ruangan. Selain itu, telur yang disimpan di dalam ruangan setiap hari dikontrol dan dibalik sehingga panas yang diterima merata pada seluruh permukaan telur. Namun secara teknis, kipas bisa ditambahkan pada rancangan mesin apabila memang diperlukan.

 

Tips Untuk Memprediksi Telur akan Jadi Bibit Jantan atau Betina


Apakah Telur Jadi Bibit Jantan atau Betina
Telur Jantan atau Telur Betina.

Cara Pertama :

Cara yang disarankan adalah melihat bentuk telur.  Kalau telur lonjong atau cungkup, maka kemungkinan jantan.  Kalau bentuknya bulat maka kemungkinan besar ia betina. Telur Jantan1Yang dimaksud telur lonjong adalah, membentuk titik pada ujung telur yang lonjong tersebut maka dia adalah bibit telur jantan.  Sedangkan yang cenderung bulat dia bakal menjadi telur betina.  Tingkat kepastian tidak dapat dipastikan.  Beberapa sumber mengatakan bahwa kepastiannya sekitar 70-80%.  Dengan kata lain, jika penentuan telur ditetapkan dengan cara ini, maka dari 10 telur yang dianggap betina, masih ada dua atau 3 telur dengan bentuk yang sama, tetapi jantan.



Cara Kedua :

Cara ini tidak ada dasar ilmiahnya juga.  Saya gunakan pendulum (bandul) seperti yang didapat dari beberapa referensi web site.  Untuk gampangnya saja, saya gunakan pendulum dengan menggunakan jarum jahit saja digantungJarum jahit1 di atas benang. Ibu jari dan telunjuk memegang ujung benang yang panjangnya sekitar 20 cm dan di bawahnya jarum menggantung.  Di bawah jarum diletakkan telur yang akan ditentukan jenisnya.  Apakah telur jantan dan betina. Jarak ujung jarum ke telur berkisar antara setengah sampai 2 cm.  Pandangan mata di arahkan ke arah jarum.  Jika kemudian jarum berayun di atas telur, maka itu berarti telur betina.  Jika jarum kemudian berputar searah jarum jam, maka itu telur jantan.  Apabila berputar berlawanan arah dengan arah jarum jam maka artinya telur tidak akan menetas. Tentu perlu latihan untuk menggunakannya.  Saya kerap lakukan dua kali.  Setelah berayun, saya stop agar jarum tidak bergerak (tentunya dengan perintah melalui pikiran pada bandul agar berhenti) , kemudian diminta “mulai” lagi.  Jarum akan bergerak kembali. Kalau dua kali coba hasilnya sama, maka saya anggap benar.  Kalau tidak, saya sisihkan telur yang dipilih.

Aneh tapi nyata, uji tebak terhadap telur yang dipilih hasilnya sama.  Saya lakukan pilihan beberapa telur jantan dan betina.  Lalu, saya minta rekan untuk memilihkan telur (terserah) mau ambil yang mana, yang jelas rekan akan memilih salah satu, yang jantan atau yang betina.  Yang penting, saya tidak tahu rekan tersebut akan memilih yang mana. Kemudian, saya cek kembali dengan jarum pendulum.  Hasilnya ternyata sama.  Yang teruji betina, kemudian dipilihkan ternyata jarum memang berayun-ayun di atas telur.  Sumber : https://limbahdanternak.wordpress.com/2013/05/17/menentukan-telur-dan-bibit-jantan-atau-betina/



Daftar Isi
  1. Tempat wisata yang lagi ngetrends dikunjungi saat ini
  2. Wisata Situ Patenggang
  3. Potensi Objek Wisata Alam di Mungka
  4. Syarat dan Ketentuan Kebijakan Pembebasan Visa Belarus 
  5. Peninggalan Sejarah Daerah Ambon
  6. Wisata Goa Pindul di Desa Bejiharjo Yang Menantang Nyali
  7. Tempat Wisata Pantai Di Lombok
  8. Tempat Wisata Kepulauan Mentawai
  9. SIAPA DIPONEGORO
  10. Tokoh Nasional "Siapa Tan Malaka"
  11. Tokoh Nasional "MOHAMMAD HATTA" Bung Hatta
  12. Biografi Sri Sultan Hamengkubuwana IX
  13. Presiden Paling Lama di Indonesia "SOEHARTO"
  14. Biografi Wakil Presiden "Umar Wirahadikusumah"
  15. Biografi Tokoh Nasional Dari Sumatera Barat "Mr. Assaat"
  16. Profil Presiden Indonesia Yang Pertama "Soekarno"
  17. Biografi Wakil Presiden Indonesia "Adam Malik" 
  18. Sejarah Hidup Tokoh Indonesia "Abdurrahman Wahid" di kenal dengan Gusdur
  19. Cara Membantu Anak untuk Meningkatkan Keterampilan
  20. Berbisnis Forex
  21. Kesalahan Menjadi Penyebab Kegagalan Bisnis Forex
  22. Jenis, Anjing, Pemburu, Handal, Labrador, Retriever, Golden, 
  23. Broker Forex Terbaik Yang Teregulasi
  24. Tempat Ibadah, Masjid Terindah, Masjid Istiqlal Jakarta
  25. Keistimewaan, Lokasi, Akses, Masjid Raya Bayur
  26. Sejarah, Pendiri, Tempat Berkumpulnya Wali, Masjid Agung Demak
  27. Tempat Ibadah, Aceh, Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Terindah
  28. Masjid Jami' Bingkudu, Masjid Tua di Sumatera Barat
  29. Riset Gabungan Arkeologi dan Genetika Dilaksanakan
  30. Mobil Jip Buatan Siswa SMK
  31. Telkom Craft Perluas
  32. Format Curriculum Vitae Bahasa Inggris
  33. Fungsi Instagram Follower
  34. Artis Cowok
  35. Cara Membuat Bubur Ayam
  36. Resep Martabak Manis
  37. Kolang-kaling
  38. Cara Membuat Daging Masak Jamur
  39. Cara Membuat Donat Kentang
  40. Resep dan Membuat Bolu Kukus
  41. Ciri-ciri BUMN dan BUMD
  42. Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Swasta
  43. Otomotif
  44. Olahraga Sepeda dengan BMX
  45. Cabang Angkat Besi
  46. Aries Susanti Rahayu
  47. Daftar Negara Penyelenggara Asian Games
  48. Permainan Tradisional
  49. Meraih Medali Emas di Cabang Bulu Tangkis Asian Games 2018
  50. Profil Hanifan Yudani 
  51. Defia Rosmaniar
  52. Keunggulan Penggunaan Mesin Tetas
  53. Pembuatan Mesin Tetas Telur Secara Mandiri
  54. Salah satu kota yang paling indah di Eropa
  55. Lagu Daerah Dari Sumatera Barat, Ayam Den Lapeh
  56. Virus Rabies, Pengertian Rabies, Rabies
  57. Pengertian dan definisi tentang kudis
  58. Penyebab dan gejala meningitis
  59. Gejala dan definisi kanker kolorektal
  60. Tomcat bahaya gigitan tomcat dan pencegahan
  61. Kemampuan Indonesia Tak Kalah dengan Negara Lain dalam Bidang Kesehatan
  62. Penyebab Penyakit Kaki Gajah Yang Menular dan Pencegahan Penyakit Kaki Gajah
  63. Pembauran di Nusantara di Awal Migrasi
  64. Rumah Murah Seharga Rp. 75 Juta Akan Diluncurkan BTN dan Perumnas
  65. kata lucu | kata kata lucu saat ini | kata plesetan
  66. Mengatasi Galau dengan Membaca Buku, Mengunjungi Objek Wisata Budaya, Memanjakan Diri Dengan SPA
  67. Kuda, budidaya ternak kuda, pacuan kuda
  68. Burung Merak | Merak Biru | Merak India
  69. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatra) 
  70. Ciri-Ciri Orang utan, Subspecies Orang Utan, Lokasi dan habitat, Makanan Orang Utan
  71. Pengertian Laba (Profit) dan Pengertian Distribusi
  72. Teori Perilaku Konsumen
  73. Pelaku Ekonomi, Peran Pelaku Kegiatan Ekonomi
  74. Pengertian Permintaan dan Penawaran
  75. Rumus Fungsi Permintaan dan Penawaran 
  76. Hukum Permintaan dan Penawaran
  77. Proses Terbentuknya Keseimbangan Pasar
  78. Pengertian Pasar
  79. Pengertian Bank Sentral
  80. Pengertian Sistem Pembayaran
  81. Unsur Pengaman Uang Rupiah Sebagai Alat Pembayaran Yang Sah
  82. Pengertian Bank, Fungsi Bank, Jenis Bank
  83. Pemasaran Hasil Industri, Konsumen potensial, Mengenal dan memahami konsumen
  84. Karakteristik Khusus, Prinsip Wadi'ah, Prinsip Mudharabah, Produk Bank Syariah
  85. Pengertian, Tugas, Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
  86. Produk-produk Pasar Modal
  87. Alat Pembayaran Tanpa Uang Cash
  88. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Fungsinya
  89. Pengertian Menabung dan Sumber Uang Untuk Menabung
  90. Lembaga Yang Berwenang Tentang Pengelolaan Alat Pembayaran
  91. Penerapan Manajemen dalam Kegiatan di Sekolah
  92. Jenis-Jenis Kegiatan Usaha BUMD,  Kebaikan dan Kelemahan BUMN dan BUMD
  93. Peran BUMS dalam Perekonomian, Bentuk-Bentuk BUMS
  94. Kekuatan dan Kelemahan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
  95. Jenis-Jenis Kegiatan Usaha dan Tahapan Pendirian BUMS
  96. Mendirikan Usaha Pada Perseroan Terbatas (PT)
  97. Pengertian Studi Kelayakan Usaha
  98. Sejarah Perkembangan Koperasi dan Pengertian Koperasi
  99. Landasan dan Asas Koperasi, Tujuan Koperasi, Ciri-Ciri Koperasi
  100. Prinsip, Peran dan Fungsi Koperasi 
  101. Jenis-Jenis Koperasi,  Koperasi Primer, Koperasi Sekunder
  102. Pengelolaan Koperasi, Perangkat Organisasi Koperasi dan Koperasi Sekolah
  103. Sumber Permodalan dan Pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi dan Koperasi Sekolah
  104. Sajikan Produk Pilihan bagi Pelanggan
  105. Prosedur Pendirian Koperasi/Koperasi Sekolah
  106. Pengembangan Koperasi di Sekolah dan Simulasi Pendirian Koperasi di Sekolah
  107. Krisis Ekonomi Sebagai Pendorong Orang Rusia Belajar Bahasa Asing
  108. Cara Mengisi Paypal Tanpa Harus Beli
  109. Pengertian Ekonomi dan Ilmu Ekonomi
  110. 7 Program Peningkatan Mutu Dalam SDM
  111. Pengelola Perusahaan Profesional
  112. Pengertian Valuta Asing
  113. Mekanisme Kerja Pasar Valuta Asing
  114. Pelaku Pasar Valuta Asing
  115. Jenis-Jenis Pasar Valuta Asing
  116. Program Bakti BCA Customer Service Officer Tahap Mahir
  117. Pengertian Negosiasi
  118. Pembangunan infrastruktur Gas Diprioritaskan
  119. Awal Pembentukan Bank Sentral Republik Indonesia
  120. Maksud dan Tujuan, Metodologi dan Sumber Data
  121. Masa Awal De Javasche Bank 1828-70
  122. Bank van Leening, dan Bank Courant en Bank van Leening pada masa VOC
  123. Pengertian dan Bentuk-bentuk Pengembangan Sumber Daya Manusia
  124. Langkah-Langkah Bernegosiasi
  125. Rencana Pembentukan Bank Oleh Raja Belanda 
  126. Bangsa Barat datang dan ikut meramaikan dunia perdagangan di Kepulauan Nusantara
  127. Pengertian Harga Pokok Produksi
  128. Rasio Keuangan sebagai Alat Manajemen
  129. Pengertian Anggaran, Perbendaharaan, dan Akuntansi
  130. Prediksi dari Lembaga Penjamin Simpanan Kenaikan Tren Bunga Akan Terus Berlanjut
  131. Kebutuhan dan Alat Pemuas Kebutuhan
  132. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi, Keberhasilan Pembangunan Ekonomi.
  133. Hasil Penelitian Wanita Yang Berprofesi Sebagai Pialang Saham
  134. Landasan Ilmu Akuntansi Syariah
  135. Beda Antara Asuransi Syaria'h dengan Asuransi Konvensional
  136. Pengertian Prinsip Ekonomi, Motif Ekonomi, Prinsip Ekonomi Produsen, Konsumen
  137. Prinsip Kegiatan Usaha Bank (Konvensional dan Syariah)
  138. Pengelolaan Keuangan
  139. Pengertian Biaya Kesempatan
  140. Pembagian Ilmu Ekonomi, Ekonomi Mikro, Ekonomi Makro
  141. Contoh Produk dan Layanan Bank
  142. Pengertian Transfer
  143. Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi
  144. Karakteristik Perekonomian Indonesia Menurut UUD 1945 Pasal 33
  145. Penjabaran Demokrasi Ekonomi, Kelembagaan Ekonomi, Perangkat Kebijaksanaan
  146. Kiat Memulihkan Kondisi Perekonomian Indonesia Di tengah Krisis
  147. Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Ekonomi Indonesia
  148. Perdagangan Luar Negeri, Neraca Pembayaran, Investasi, Keuangan Negara
  149. Pertumbuhan Ekonomi iklane
  150. Metode Penelitian Kebijakan Ekonomi Indonesia
  151. Kegiatan Ekonomi
  152. Pengertian Pasar Modal
  153. Biaya Produksi, Pengertian Biaya Produksi, Konsep Biaya Produksi
  154. Mekanisme Transaksi di Pasar Modal
  155. Hubungan Asuransi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
  156. Jenis-Jenis Usaha Asuransi, Prinsip Kegiatan Usaha Asuransi
  157. Macam-Macam Produk dan Jenis Asuransi
  158. Pengertian Pegadaian, Fungsi Pegadaian, Peran Pegadaian, Jenis Pegadaian
  159. Alat Pembayaran Tunai dan Sejarah Terciptanya Uang
  160. Pengertian Elastisitas Permintaan dan Penawaran
  161. Pengertian Lembaga Pembiayaan
  162. Pengertian Manajemen, Unsur-unsur Manajemen, Fungsi-Fungsi Manajemen
  163. Pengorganisasian dan Bentuk-bentuk Organisasi
  164. Mengenal Manajemen Produksi, Pemasaran, Keuangan, Personalia, Administrasi Perkantoran
  165. Yohanes Andi Kala
  166. Heni Sri Sundani
  167. Suku Minangkabau
  168. Wilayah Makassar
  169. Adat dan budaya minangkabau
  170. Sejarah, Geografi, Iklim, Taman, Etimologi Provinsi DKI Jakarta
  171. Ibukota Papua Barat, Lambang Papua Barat, Danau dan Gunung di Papua Barat
  172. Kesenian, Budaya dan Adat Istiadat Provinsi Jawa Timur
  173. Wilayah dan Pertumbuhan Ekonomi Batam
  174. Sulawesi Barat, Sumber Kekayaan Alam
  175. Wilayah dan Potensi Ekonomi Jambi 
  176. Kota Manado
  177. Kota Bandung
  178. Pulau Sumatera
  179. Bukittingi
  180. Sumatera Barat
  181. Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam
  182. Ibu Kota Negara Jakarta
  183. Rawadano di Banten
  184. Kota Tanjungpinang
  185. Kalimantan Barat
  186. Kedaton Sultan Ternate
  187. Peninggalan Praserajah
  188. Yugoslavia
  189. Budidaya Ayam Kedu, ternak ayam kedu
  190. Budidaya Tanaman Buah Naga
  191. Budidaya tanaman buah cabe
  192. Jahe, Budidaya tanaman Jahe, Jahe untuk kesehatan
  193. Budidaya kunyit asam
  194. Budidaya Tanaman Buah Srikaya
  195. Ayam Arab
  196. Peluang Usaha Jenis Bebek atau Itik
  197. Budidaya Tanaman Buah Matoa
  198. Budidaya Udang Raksasanya Air Tawar
  199. Cara Beternak Udang Vaname dengan Memakai Terpal
  200. Memelihara udang lobster Air Tawar 
  201. Peluang Usaha Ternak Ikan Gabus
  202. Keunggulan Budidaya Ikan Air Tawar di Kolam Terpal
  203. PROSPEK DAN PERKEMBANGAN SEMANGKA DI INDONESIA
  204. Download Artikel Budidaya Tanaman Buah-buahaan dan Sayuran
  205. Sifat-Sifat Botani dan Varietas Buah Semangka
  206. Bibit Durian Pelangi Banyuwangi Memiliki Ciri Yang Khas
  207. Asal Muasal Munculnya Durian Pelangi Akibat dari Perjumpaan Sekerabat
  208. Pesona Tanaman Hias Gasteria Armstrongii
  209. Sensasi Warna dan Kelezatan Durian Pelangi dari Papua
  210. Budidaya Jeruk, Jeruk Merah
  211. Jamur Tiram, Buah, dan Daun Bersatu Menjadi Vetsin Yang Gurih, Lezat Serta Sehat
  212. Memadukan Singkong dan Cabai Mendapakan Keuntungan Berlipatganda
  213. Peluang Bisnis, Budidaya, Jamur, Merang, Lahan Bisnis, Media, Lahan, Penanaman
  214. Perencanaan, Usaha Budi Daya, Tanaman Pangan, Contoh Tanaman Pangan
  215. Kiat Usaha
  216. Budidaya Kacang Panjang
  217. Memulai Budi Daya Jamur
  218. Proses Produksi Pembenihan Ikan Lele
  219. Pengemasan Ikan Konsumsi
  220. Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi
  221. Wirausaha
  222. Proposal Usaha Budi Daya Unggas Petelur
  223. Cara Usaha Budidaya Udang Lobster
  224. Naga Kuning, Lebih Manis, Keuntungan Budidaya, Lebih Untung
  225. Pengolahan Media Tanam 
  226. Budidaya Itik Petelur
  227. Cara Berternak Udang Harimau
  228. Budidaya Ikan Lele
  229. Budidaya Udang
  230. Perkembangbiakan Kambing
  231. Pemilihan Kandang Bebek
  232. Budidaya Kambing
  233. Budidaya Sapi Potong
  234. Cara Budidaya Bebek Petelur
  235. Memaksimalkan Budidaya Nila, Perkembangan Teknologi Nila
  236. Bawang Merah | Cara Budidaya bawang merah
  237. budidaya peternakan kambing etawa, manfaat susu, pemeliharaan makanan
  238. Panduan Membudidayakan Tanaman Alpukat
  239. Jambu Mawar Dapat Tumbuh pada Berbagai Tipe Tanah
  240. Bagian-bagian dan Penggolongan Bunga | Morfologi Bunga
  241. Kesempurnaan bunga
  242. Bunga simetri tunggal
  243. Bagian bunga yang paling menarik dan banyak diperhatikan adalah perhiasan bunga
  244. Penggolongan dan Fungsi Tanaman Hias di Taman
  245. Potensi Agrowisata dan Prospek Agrobisnis Lengkeng
  246. Pengenalan Tanaman Lengkeng
  247. Prospek Bisnis Mengembangkan Jamur Tiram Putih
  248. Budidaya Ayam Petelur | Asal usul Budi Daya Ayam Petelur
  249. Sumber Daya Usaha
  250. Budidaya Pembenihan Ikan Konsumsi  
  251. Budidaya Ikan Gurame
  252. Teknologi Untuk Memacu Produksi Ikan Nila
  253. Peluang Pasar Usaha Pengolahan Ikan Nila
  254. Cara Budidaya Ikan Nila Untuk Meningkatkan Produksi
  255. Potensi Sumber Daya Perikanan Air Tawar
  256. Artikel Cara Budidaya Ikan Lele
  257. Membuat Kolam Terpal dengan Dinding Tanah
  258. Ikan Yang Cocok Untuk Kolam Terpal
  259. Membuat Kolam Terpal, JENIS KOLAM TERPAL, BAHAN DAN ALAT UNTUK MEMBUAT KOLAM TERPAL
  260. Peluang Usaha Penetasan Telur bagi Peternak Unggas
  261. Penanaman Bibit Kopi Coklat
  262. Pemeliharaan Jeruk
  263. Jenis Mesin Tetas
  264. Pakan Alami dan Pakan Buatan Untuk Budidaya Ikan Konsumsi
  265. Kopi Gunung Puntang, Termasuk kopi organik, 6 Macam Fungsi Kopi
  266. Usaha Budidaya Tanaman Jambu Air
  267. Keunggulan dan Kelemahan Budidaya Ayam Kampung
  268. Rambutam, Manfaat Buah Tanaman Rambutan
  269. Lezat Luar Dalam, Kulit Pisang, Menu Batang Pisang, Kulit Pisang
  270. Manfaat Cinta
  271. Khasiat dan manfaat anggur merah
  272. Manfaat Akar Ubi Jalar Ungu Untuk Kesehatan
  273. Manfaat buah naga bagi ibu hamil
  274. Manfaat buah kelapa muda bagi tubuh manusia
  275. Buah Duku Menjaga Kadar Kolesterol