Sesuai dengan namanya, kolam terpal adalah kolam yang kese luruhan bentuknya, dari bagian dasar hingga dindingnya meng gunakan bahan utama berupa terpal. Selain dapat berbentuk seperti kolam tanah atau kolam tembok, kolam terpal juga bisa berbentuk bak dengan sokongan kerangka bambu, kayu, atau besi.
Dibanding kolam lain, misalnya kolam tembok, kolam terpal lebih praktis, harganya terjangkau, dan dapat dipindahkan. Sewaktu-waktu pemilik kolam atau pemilik tanah dapat mengalih fungsikan lokasi tersebut. Biaya pembongkaran kolam terpal tidak mahal dan mudah pula melakukannya.
Berdasarkan peletakannya, kolam terpal terdiri atas kolam terpal di atas permukaan tanah dan kolam terpal di bawah permukaan tanah. Sedangkan berdasarkan bahan dan cara pembuatannya, terutama untuk dinding atau kerangka kolam, dikenal beberapa jenis kolam terpal, yaitu: (a) kolam terpal dengan kerangka bambu/kayu/besi; (b) kolam terpal dengan dinding batako atau batu bata; (c) kolam terpal dengan dinding tanah; dan (d) kolam beton atau kolam tanah berlapis terpal. Kolam a dan b merupakan kolam di atas permukaan tanah. Kolam c adalah kolam di bawah permukaan tanah, sedangkan kolam d bisa merupakan kolam di bawah permukaan tanah maupun di atas permukaan tanah.
1. | Kolam Terpal di Atas Permukaan Tanah |
Kolam terpal di atas permukaan tanah adalah kolam yang di bangun/dibuat di atas permukaan tanah tanpa menggali atau melubangi permukaan tanahnya. Kolam terpal jenis ini lebih cocok dibangun di lahan yang miskin air. di tanah yang relatif datar, di tanah berpasir, tetapi luasnya mencukupi. Konstruksi untuk kolam yang dibangun di atas permukaan tanah dapat dibuat dari bambu/kayu, pipa besi, ataupun batako/batu bata. | |
2. | Kolam Terpal di Bawah Permukaan Tanah |
Kolam terpal di bawah permukaan tanah adalah kolam yang dibangun/dibuat di bawah permukaan tanah, di mana pembuatannya dilakukan dengan melubangi atau menggali tanah untuk memendam sebagian atau seluruh kolam terpal. Bila kolam terpal yang dimasukkan ke dalam hanya sebagian saja, sekeliling kolam harus diberi kerangka dari kayu/bambu/besi atau batu bata untuk menyangga sisi atau tepi kolam. Namun jika kolam ditanam seluruhnya dalam tanah maka sepanjang tepian terpal harus diikat dengan pasak di sepanjang tepian lubang, atau ujung terpal dilipat dan ditindih dengan batu bata, kayu, atau pot tanaman. |
Kolam terpal jenis ini cocok dibangun di tanah yang porous seperti tanah berpasir. Kolam terpal yang dibangun di bawah permukaan tanah selain dapat menghemat air juga mencegah berbagai organisme tanah yang melubangi kolam. Suhu air kolam terpal yang dibangun di bawah permukaan tanah lebih stabil.
Bahan untuk membangun kolam terpal mudah didapatkan di toko bahan bangunan. Demikian pula alat yang digunakan, yang merupakan alat-alat yang umum digunakan dalam rumah tangga. Berikut ini beberapa bahan dan alat yang dibutuhkan untuk membuat kolam terpal.
I. Plastik Terpal
Bahan utama untuk membuat kolam terpal adalah plastik terpal. )enis terpal yang digunakan untuk kolam terpal adalah terpal untuk atap tenda, terpal untuk penutup barang di atas mobil, atau plastik yang sering digunakan petani untuk menjemur padi dan jagung. Prinsipnya, terpal atau plastik yang dipilih adalah yang memiliki ketebalan yang memadai dan mampu menahan tekanan air. Terpal yang biasa digunakan adalah jenis A5 dan A6 dengan masa pemakaian mencapai lima tahun.
Ukuran plastik terpal bermacam-macam, tetapi sebaiknya di pilih yang sesuai dengan ukuran kolam yang hendak dibuat. Ada terpal gulung yang sangat panjang dengan lebar 2 meter dan ada jenis terpal lipat yang telah dipotong-potong dengan panjang dan lebar yang bervariasi. jika dekat dengan pabrik terpal maka Anda dapat memesan langsung sesuai dengan ukuran yang Anda butuhkan
Jika ukuran terpal yang diperoleh lebih kecil daripada ukuran kolam, terpal bisa disambung dengan dilem atau dipres. Namun jika ukuran dan bentuk terpal yang tersedia di pasaran terbatas, sebaiknya kolam yang dibuai disesuaikan dengan ukuran terpal.
Ukuran kolam yang dibuat harus disesuaikan dengan modal usaha. Namun kebanyakan orang menggunakan terpal ukuran 6 x 10 m. Terpal dengan ukuran ini banyak tersedia di pasaran. Kolam yang dibangun berukuran 4 x 8 x 1 m (luas kolam 32 m2, kedalaman kolam 1 m). Sisa terpal. 2 meter, digunakan untuk menutup dinding penyangga yang terbuat dari kayu/bambu atau batako/batu bata. Untuk kolam yang lebih kecil dapat menggunakan terpal berukuran 3 x 5 m.
2. Kayu/Bambu/Pipa
Untuk membuat kerangka, terutama untuk kolam yang dibangun di atas permukaan tanah, dibutuhkan kayu, bambu, atau pipa. Bambu sudah umum digunakan sebagai kerangka kolam terpal. Untuk tiang sebaiknya digunakan bambu bulat, sedangkan untuk penyangga horizontal dapat berupa bambu yang di belah.
Demikian juga kayu. Kayu apa saja dapat digunakan untuk membuat kerangka kolam terpal, baik yang bulat ataupun balok. Sebaiknya dipilih kayu yang lurus sehingga memudahkan pengerjaannya.
Kerangka kolam terpal juga dapat dibuat dari pipa ledeng atau besi siku. Tiang dan kerangka kolam dibuat dari pipa ledeng dan kemudian dilapisi dengan kawat yang telah dibentuk krei. Kolam terpal yang dibangun menggunakan pipa ledeng atau besi siku tentu membutuhkan biaya yang lebih besar, tetapi tentu lebih kuat dan tahan lama.
3. Papan/Seng/Asbes
Untuk membuat kolam terpal dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai bahan yang tersedia sehingga dihasilkan berbagai bentuk kolam sesuai bahan yang digunakan. Ada kolam yang seluruh kerangkanya, baik tiang tegak maupun horizontal, terbuat dari bambu atau kayu.
Ada juga kolam yang tiang kerangkanya dari kayu dan untuk dindingnya menggunakan papan. Untuk dinding kolam dapat menggunakan bambu, seng bekas, atau asbes. Bahan-bahan ini digunakan untuk menahan terpal. Bila asbes dan seng digunakan sebagai dinding kolam maka harus dipasang vertikal. Caranya, asbes atau seng dipotong sesuai tinggi kolam. Asbes atau seng yang dipasang harus dibuat jangan sampai ada yang menonjol atau bagian yang tajam yang dapat membocorkan terpal. Kelemahannya, seng adalah bahan yang mudah menyerap panas sehingga dapat meningkatkan suhu air di dalam kolam.
4. Pipa Paralon
Untuk mengatur ketinggian air dan memudahkan pengeringan kolam diperlukan pipa atau selang sebagai saluran pembuang. Pipa paralon atau pipa PVC umum digunakan sebagai saluran. Untuk kolam terpal berukuran 4 x 6 m dapat digunakan pipa paralon berdiameter 4 inci. Sedangkan bila kolam yang dibangun lebih kecil, cukup menggunakan pipa paralon 2 atau 3 inci. Paralon sebaiknya dilengkapi dengan bengkokan pipa (knee).
5. Paku/Kawat/Tali
Paku, kawat, dan tali berfungsi sebagai bahan untuk menyambung atau memperkuat kerangka kolam. Pada kolam terpal yang menggunakan kerangka pipa ledeng, untuk menyambung pipa digunakan bengkokan pipa.
6. Alat Kerja
Untuk membuat kolam terpal dibutuhkan berbagai peralatan sesuai kebutuhan, seperti gergaji, parang, pahat, palu, dan gunting. Sedangkan untuk menggali tanah, jika membangun kolam terpal di bawah permukaan tanah, dibutuhkan cangkul, sekop, dan linggis.
Bila kolam terpal dibangun dengan menggunakan besi, misalnya besi siku, penyambungannya dilakukan dengan dilas agar lebih kuat.
Membuat kolam terpal sangat praktis dan biayanya murah. Untuk membangunnya hanya membutuhkan waktu beberapa jam. Seluruh bahannya bisa did kerapat seluruhnya di toko bangunan. Berikut dibahas teknik pembuatan kolam terpal tersebut.
1. Kolam Terpal dengan Kerangka Bambu/Kayu
Kolam terpal dengan kerangka bambu atau kayu dibuat di atas permukaan tanah. Ukuran kolam disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia. Ukuran kolam yang dibuat disesuaikan dengan ukuran terpal, misalnya kolam 2x3x1 m, 4x5, 1 m,6x4x I m. atau 4x8x1 m.
Langkah-langkah pembuatan kolam terpal dengan kerangka bambu atau kayu adalah sebagai berikut:
1. | Persiapkan lahan untuk kolam terpal dengan membersihkannya dari benda-benda yang mengganggu seperti rumput maupun perdu. Ratakan tanahnya. |
2. | Jika tanah tidak rata, miring, perataan dapat dilakukan dengan menggunakan pelepah pisang atau sekam padi. Selain dapat meratakan tanah, kedua bahan tersebut juga dapat menstabilkan suhu. Karena menjadi stabilisator suhu, pelepah pisang atau sekam padi juga digunakan sekalipun tanahnya rata. Ketebalan pelepah pisang atau sekam padi sekitar 10 cm. |
3. | Siapkan tonggak/tiang dari bambu atau kayu dan tancapkan di setiap sudut kolam. Jika kolam terpal yang dibangun lebih dari satu petak, atur tata letaknya agar terlihat rapi. |
4. | Untuk membuai kerangka, bambu atau kayu dipotong-potong sesuai ukuran kolam yang akan dibuat. Untuk menyatukan kerangka ke tiang dilakukan menggunakan paku ukuran 7 atau 9 cm. Bisa juga diikat menggunakan tali atau kawat. |
5. | Untuk membuai dinding bisa menggunakan bambu, kayu, atau papan. Bahan dibersihkan dan dipotong sesuai ukuran kemudian dipaku pada kerangka, jika menggunakan bambu, lakukan dengan hati-hati agar tidak pecah. |
6. | Jika kerangka sudah terbentuk, misalnya kotak berukuran 6 x 4 x 1 m. perlu diatur kemiringannya ke salah satu sisi untuk memudahkan pengeringan kolam dan pemanenen ikan. |
7. | Setelah kerangka kolam terpal selesai, langkah selanjutnya adalah memasang plastik terpal. Siapkan terpal sesuai ukuran kolam. Untuk kolam berukuran 6 x 4 x 1 m digunakan terpal 8 x 6 m, sedangkan untuk kolam ukuran 4 x 5 x 1 m digunakan terpal berukuran 6 x 7 m. Terpal dipasang dengan baik hingga merapat ke tepi. Bagian sudut dapat dilipat. Agar terlihat rapi dan tidak mengerut, di bagian dinding kolam paling atas terpal dijepit dengan bilah bambu. |
8. | Di salah satu sudut yang telah diatur kemiringannya dipasang paralon sebagai saluran pembuangan air. Terpal disobek sedikit dengan mengguntingnya berbentuk bintang agar bisa dipasangi bengkokan pipa (knee). |
9. | Kolam kemudian diisi dengan air hingga mencapai kedalaman sesuai kebutuhan pemeliharaan ikan. Kolam terpal diperiksa untuk memastikan bahwa kolam telah kokoh dan tidak bocor. Bila bocor, segera lakukan penambalan. |
2. Kolam Terpal dengan Kerangka Pipa/Besi
Kolam terpal dengan kerangka pipa atau besi merupakan kolam terpal di atas permukaan tanah. Pembuatan kolam terpal dengan kerangka pipa atau besi mirip pembuatan kolam terpal dengan kerangka bambu atau kayu. Teknik pembuatannya saja yang sedikit berbeda. Berikut dikemukakan urutan pembuatan kolam terpal dengan kerangka pipa atau besi.
1. | Lahan dipersiapkan dengan meratakan tanah sebagaimana pembuatan kolam dengan kerangka bambu atau kayu. |
2. | Jika menggunakan pipa ledeng, penyambungan pipa dilakukan dengan menggunakan bengkokan pipa, sedangkan bila menggunakan besi siku maka dapat dilakukan dengan cara dilas. |
3. | Kerangka yang sudah terbentuk selanjutnya dipasangi dinding dari kawat anyam dan kemudian dipasangi plastik terpal. Bagian tepi terpal yang telah dilubangi dengan ring logam dimasukkan tali untuk mengikatkan terpal ke pipa atau kawat anyam. |
4. | Selanjutnya pasang pipa paralon atau PVC untuk saluran pembuangan. Kolam telah siap diisi air. |
3. Kolam Terpal dengan Dinding Batako
Kolam terpal dengan dinding batako atau batu bata juga merupakan kolam terpal di atas permukaan tanah. Pembuatan kolam terpal seperti ini sangat sederhana dan mudah karena hanya membutuhkan dinding penahan dari batako atau batu bau. Kelemahan kolam terpal seperti ini adalah mudah roboh, terutama bila dinding penahan kurang tebal.
Pembuatan kolam terpal dengan batako atau batu bata sangat mudah karena kita hanya perlu menyusun batako membentuk dinding. Berikut ini urutan pembuatannya:
1. | Lahan dipersiapkan dengan meratakan tanah sebagaimana pada pembuatan kolam terpal di atas. |
2. | Selanjutnya batako atau batu bata disusun membentuk fondasi atau pematang dengan ketinggian sesuai keinginan. Lebar susunan batako minimal 30 cm. |
3. | Jika dinding kolam sudah terbentuk, selanjutnya pasang plastik terpal. Ujung terpal menutup bagian atas fondasi atau pematang (susunan batako) dan kemudian ditindih lagi dengan batako atau pot tanaman. Tanaman dalam pot di atas fondasi selain dapat berfungsi sebagai penahan terpal juga dapat menjadi peneduh sekaligus untuk memperindah kolam. |
4. | Pipa paralon atau PVC dipasang untuk saluran pembuangan. Kolam siap diisi air. |