Menurut Kuncoro (1996:107), seandainya ada mata uang tunggal internasional, barangkali pasar valas tidak diperlukan. Kenyataan ini menunjukkan, dalam setiap transaksi internasional selalu menggunakan valas. Dengan kata lain ada diperlukan sebuah mekanisme untuk mengkonversi mata uang yang satu menjadi mata uang lain. Hal Inilah yang menimbulkan terjadinya permintaan akan transaksi valas. Pasar valas dunia menawarkan mekanisme yang dapat menyelesaikan transaksi kompleks dan beragam secara efisien.
Yang menjadi Perantara utama dalam pasar valas adalah bank-bank utama yang beroperasi diseluruh dunia terutama dibidang perdagangan valas. Bank-bank ini terhubung dengan jaringan telekomunikasi yang sangat maju dan canggih, dimana dapat menghubungkan bank-bank tersebut dengan klien utamanya serta bank-bank lain diseluruh dunia. Berbeda dengan yang ada di bursa saham yang memiliki lantai perdagangan (trading floor), pialang-pialang berbagai bank dalam pasar valas tidak pernah bertemu secara langsung. Hanya melalui telepon, internet (email), mesin faks, terminal computer, atau telex yang menjadi penghubung untuk permintaan dan penawaran valas. Terdapat dua jenis tingkatan di dalam pasar valas yaitu, Pertama, pasar konsumen atau eceran (consumer atau retail market), dimana individu atau institusi membeli dan menjual valas kepada bank. Misalnya, bila IBM bermaksud merepatriasi keuntungan dari cabangnya di Jerman ke AS, maka IBM dapat mendatangi sebuah bank di Frankfurt dengan tawaran menjual DM yang dimilikinya untuk ditukarkan US$. Kedua, apabila bank tersebut tidak memiliki sejumlah mata uang US$ yang di inginkan, maka bank tadi akan mengunjungi bank lain untuk memperoleh Dolar sebagai ganti DM atau valas lain. Pembelian dan penjualan jenis ini disebut pasar antar bank.
Yang menjadi Perantara utama dalam pasar valas adalah bank-bank utama yang beroperasi diseluruh dunia terutama dibidang perdagangan valas. Bank-bank ini terhubung dengan jaringan telekomunikasi yang sangat maju dan canggih, dimana dapat menghubungkan bank-bank tersebut dengan klien utamanya serta bank-bank lain diseluruh dunia. Berbeda dengan yang ada di bursa saham yang memiliki lantai perdagangan (trading floor), pialang-pialang berbagai bank dalam pasar valas tidak pernah bertemu secara langsung. Hanya melalui telepon, internet (email), mesin faks, terminal computer, atau telex yang menjadi penghubung untuk permintaan dan penawaran valas. Terdapat dua jenis tingkatan di dalam pasar valas yaitu, Pertama, pasar konsumen atau eceran (consumer atau retail market), dimana individu atau institusi membeli dan menjual valas kepada bank. Misalnya, bila IBM bermaksud merepatriasi keuntungan dari cabangnya di Jerman ke AS, maka IBM dapat mendatangi sebuah bank di Frankfurt dengan tawaran menjual DM yang dimilikinya untuk ditukarkan US$. Kedua, apabila bank tersebut tidak memiliki sejumlah mata uang US$ yang di inginkan, maka bank tadi akan mengunjungi bank lain untuk memperoleh Dolar sebagai ganti DM atau valas lain. Pembelian dan penjualan jenis ini disebut pasar antar bank.
Dalam pasar valas, tidak ada keseragaman. Dengan adanya transaksi diluar bursa perdagangan (over the counter) sebagai salah satu pasar tradisional dari perdagangan valuta asing, banyak sekali pasar valuta asing yang saling memiliki keterkaitan satu sama lainnya dimana mata uang yang berbeda diperdagangkan, maka secara tidak langsung artinya bahwa “tidak ada kurs tunggal mata uang dollar melainkan kurs yang berbeda-beda tergantung pada bank mana atau pelaku pasar mana yang bertransaksi”. Namun dalam kenyataannya, perbedaan tersebut sangat tipis sekali.
Dengan sifatnya yang selalu berubah, maka ada beberapa faktor penting yang memiliki pengaruh yang besar terhadap perubahan dalam kurs pertukaran, diantaranya.
1. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat
Perubahan ini akan mempengaruhi permintaan. Jika penduduk pada sebuah negara lebih menyenangi barang-barang dari negara lain, permintaan atas mata uang negara yang penjual akan bertambah. Dengan demikian, Nilai mata uang negara penjual akan menjadi naik. Dapat disimpulkan semakin banyak kita menjual barang keluar negeri semakin meningkatkan nilai mata uang negara.
2. Perubahan Harga dari Barang-Barang Ekspor
Seandainya barang-barang ekspor mengalami kenaikan, maka kenaikan tersebut akan mempengaruhi permintaan barang ekspor dan kurs valuta asing sehingga akan menjatuhkan nilai uang dari negara yang mengalami kenaikan barang ekspor tersebut.
3. Kenaikan Harga-Harga Umum (Inflasi)
Sebagai akibat yang muncul dari kenaikan harga-harga barang dalam negeri, tentu akan menyebabkan penduduk di suatu negara lebih condong untuk mengimpor barang yang dibutuhkan tersebut dari negara lain. Oleh sebab itu, permintaan akan valuta asing juga akan mengalami kenaikan. Di sisi lain, Negara yang menjadi pengekspor tersebut nilai mata uangnya akan naik dan sehingga bisa mengurangi permintaannya akan mata uang negara lain.
4. Perubahan dalam Tingkat Bunga
Tingkat Pengembalian Investasi Tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat berpengaruh dalam jumlah serta arah aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat pendapatan investasi yang menarik akan mendorong para investor untuk menanamkan modalnya ke negara tersebut sehingga penawaran valuta asing yang bertambah otomatis akan menaikkan nilai mata uang negara penerima modal tersebut.
5. Perkembangan Ekonomi
Jika valuta asing dipengaruhi oleh perkembangan ekspor, penawaran valuta asing akan meningkat dan menaikkan nilai mata uang. Sebaliknya, jika dipengaruhi oleh hal-hal di luar ekspor, akan menurunkan nilai mata uang asing.
Fungsi Pasar Valuta Asing
Fungsi pasar valuta asing antara lain:
- Transfer daya beli (transfer of purchasing power). Penting perananannya terutama dalam hal perdagangan internasioanal dan transaksi modal yang biasanya melibatkan pihak-pihak yang tinggal di negara yang memiliki mata uang yang berbeda.
- Penyediaan kredit. Pengiriman barang antarnegara dalam perdagangan internasional membutuhkan waktu. Oleh sebab itu, harus ada suatu cara untuk membiayai barang-barang dalam perjalanan pengiriman barang termasuk setelah barang sampai ke tempat tujuan yang biasanya membutuhkan waktu untuk kemudian dijual kepada pembeli.
- Mengurangi risiko valuta asing. Importir mengharapkan mendapat keuntungan dari usaha perdagangan. Dalam situasi normal kemungkinan risiko yang tidak bisa diprediksi misalnya terjadi perubahan kurs secara tiba-tiba sehingga mempengaruhi besarnya keuntungan yang telah diperkirakan.
Tujuan Transaksi Valuta Asing
Adpun tujuan dalam melakukan transaksi valas baik pelakunya itu perusahaan atau pun individu adalah sebagai berikut :
- Komersial: ekspor-impor lalu lintas modal, lalu lintas jasa, dan lain sebagainya.
- Funding: pinjaman valuta asing dan kebutuhan cash flow.
- Hedging: untuk kebutuhan hedging atas terjadinya risiko perubahan kurs valuta asing.
- Investasi: commercial investment, property investment, dan portfolio investment.
- Individu: turis dan kebutuhan individu lainnya.
- Market making: yaitu perdagangan valuta asing yang dilaksanakan oleh bank-bank dengan menawarkan harga dua arah sebagai market maker.
- Position taking: aktivitas ini lazim ditemui untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pada aktivitas ini, pelaku pasar akan memposisikan dirinya sesuai dengan kecenderungan menguat atau melemahnya mata uang.
Tujuan lain dalam melakukan transaksi valas baik yang dilakukan oleh perusahaan / badan maupun individu yaitu sebagai berikut :
- Untuk transaksi pembayaran
- Mempertahankan daya beli
- Pengiriman ke luar negeri
- Mencari keuntungan.