Di masa depan, peningkatan produksi perikanan Indonesia dapat dipacu melalui akuakultur, pasalnya perikanan tangkap tidak dapat diperluas lagi karena telah mengalami kejenuhan. Sebagian besar daerah penangkapan (fishing ground) telah mengalami padat tangkap (fiill fishing) dan tangkap lebih (over fishing), bahkan beberapa spesies ikan penting sudah banyak yang punah (species extincdon). Peningkatan produksi perikanan tangkap sangat kecil, karena hanya tersisa 2,2 juta ton ikan yang dapat ditangkap.
Akuakultur menjadi penting dan strategis bagi peningkatan produksi perikanan Indonesia. Dengan potensi produksi mencapai 57,7 juta ton. Indonesia dapat menyaingi bahkan mengalahkan Cina bila produksi maksimal dapat dicapai. Cina adalah produsen terbesar ikan di dunia melalui akuakultur dengan total produksi mencapai 40 juta ton/tahun. Produksi Cina yang sebesar itu tidak dapat ditingkatkan lagi karena telah mencapai titik maksimum.
Potensi produksi akuakultur Indonesia juga dapat diandalkan dilihat dari komoditas yang dapat dikembangkan. Akuakultur air tawar Indonesia dapat memproduksi ikan konsumsi seperti, ikan hias, udang galah, lobster air tawar, kodok, tanaman air, dan kerang air tawar. Komoditas akuakultur laut atau marikultur. serta air payau dan budi daya tambak sangat banyak: ikan konsumsi, ikan hias, udang laut, lobster, rumput laut, kerang/ tiram konsumsi, kerang/tiram mutiara, kima, kepiting, rajungan, cumi-cumi, sotong, siput/keong, ubur-ubur, penyu, lumba-lumba, dan karang.
Akuakultur diharapkan dapat menjadi industri dalam penyediaan bahan pangan, terutama protein hewani. Sebagai industri, akuakultur dapat membuka lapangan kerja dan menghasilkan devisa, serta menggerakkan perekonomian bangsa. Dari sisi lingkungan, akuakultur menjadi penyeimbang bagi kegiatan penangkapan.
Sekalipun potensi akuakultur air tawar lebih kecil dibanding marikultur atau budi daya laut, namun sudah sejak lama bidang ini ikut berkontribusi pada sektor perikanan Indonesia. Ikan mas (Cyprinus carpio), nila (Oreochromis nilotica), dan lele (Ciarias sp.) menduduki posisi penting dalam produksi akuakultur.
Dari delapan jenis ikan yang diproduksi secara besar-besaran melalui usaha akuakultur, lima di antaranya merupakan ikan air tawar. Di samping itu, akuakultur air tawar sudah sangat maju dengan penerapan teknologi budidaya intensif
. Budi daya intensif yang menghendaki penerapan sistem budi daya yang baik melalui padat penebaran tinggi, pemberian pakan berkualitas dan teratur, pengelolaan kualitas air yang baik, serta penanggulangan berbagai jenis hama dan penyakit. Dengan cara itu maka produksi dapat ditingkatkan dengan menghasilkan komoditas budi daya berkualitas dan sesuai dengan permintaan pasar.
Penerapan sistem budi daya intensif pada akuakultur air tawar merupakan suatu yang harus karena pembukaan lahan baru tidak dapat terus-menerus dilakukan. Selain ketersediaan lahan yang terbatas, lahan akuakultur air tawar juga diperuntukkan bagi sektor lain. Demikian pula, dampak negatif dari pembukaan lahan baru yang tidak mempertimbangkan keseimbangan ekologi.
Salah satu sistem budidaya intensif pada akuakultur air tawar adalah sistem budi daya kolam terpal. Sistem budi daya ikan di kolam terpal merupakan salah satu terobosan baru dalam pengembangan budi daya ikan. Sistem budidaya kolam terpal
pertama kali di kembangkan oleh Bapak Mujarob. seorang petani di Bekasi, Jawa Barat, pada tahun 1999, dengan membudidayakan ikan lele. Saat ini kolam terpal telah digunakan untuk budi daya berbagai jenis ikan, seperti lele, gurami, nila, patin, bawal air tawar, dan sebagainya.
Budidaya ikan di kolam terpal
memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
- Dapat diterapkan di lahan terbatas.Teknologi budi daya ikan di kolam terpal
- Dapat diterapkan di lahan atau tanah yang porous, tanah yang menyerap air, atau tanah berpasir. Tanah porous atau tanah berpasir tidak baik atau tidak cocok untuk membangun kolam karena tidak mampu menahan air. Cara mengatasinya adalah dengan membangun kolam beton. Namun biaya yang dibutuhkan untuk membangun kolam beton sangat mahal. Kolam terpal menjadi alternatif yang baik, karena selain biaya pembuatannya lebih murah, kolam juga mudah dipindahkan.
- Dapat diterapkan di daerah sulit air. Sebelumnya pada daerah sulit air hanya dikenal sistem budi daya ikan dengan menggunakan kolam tadah hujan. Namun pembangunan kolam tadah hujan juga membutuhkan biaya yang besar. Di samping itu, air pada kolam tadah hujan dapat hilang karena terserap tanah dan karena penguapan. Kolam terpal merupakan solusi yang tepat karena biaya pembuatannya murah sementara air di kolam hanya berkurang oleh karena penguapan.
- Pembuatannya praktis. Kolam terpal hanya membutuhkan sedikit bahan. Waktu pembuatannya pun hanya beberapa jam. Hal ini berbeda dengan membuat kolam tanah atau kolam beton yang membutuhkan bahan yang banyak dan waktu pembuatan berhari-hari.
- Waktu produksi yang lebih singkat. Jika menggunakan kolam tanah, selesai panen, kolam harus dijemur dan diolah lagi. Pada kolam terpal, selesai panen, kolam terpal cukup dibersihkan dan diisi air lagi.
- Ikan-ikan yang dibudidayakan di kolam terpal tidak berbau lumpur. Salah satu kelemahan ikan yang dipelihara di kolam tadah hujan atau di air tergenang adalah berbau lumpur. Hal ini karena kotoran ikan yang menumpuk, sisa-sisa makanan, sisa metabolisme tubuh ikan, ataupun sumber air yang tidak bersih. Pada kolam terpal, hal-hal tersebut dapat diminimalisasi akibatnya dengan menyifon, menyedot kotoran di dasar kolam, yang memang dapat dengan mudah dilakukan.
- Sintasan atau kelangsungan hidup (survival rate) ikan yang dipelihara di kolam terpal lebih tinggi, yang dapat mencapai 90 - 95 %. Hal ini karena pengawasannya lebih mudah dan intensif.
- Padat penebaran lebih tinggi. Pada kolam tadah hujan atau kolam air tergenang, padat penebaran ikan bisa tinggi namun pertumbuhannya melambat dan sintasan menurun.
- Pertumbuhan ikan lebih cepat. Ikan yang dibudidayakan di kolam terpal, pertumbuhannya dapat dipacu
- Biaya pembuatan kolam terpal lebih murah. Kolam terpal juga dapat diubah posisinya dan dapat dipindahkan.
ini merupakan suatu peluang yang baik bagi pengembangan budidaya ikan. Kolam terpal dapat diterapkan untuk kegiatan pembenihan, pendederan. hingga pembesaran untuk menghasilkan ikan konsumsi dan induk. Dengan adanya teknologi kolam terpal maka budi daya ikan tidak lagi terpusat pada lahan yang ideal yang memungkinkan pembangunan kolam karena mempunyai sumber air yang melimpah, yang biasanya hanya terdapat di desa atau daerah sekitar sumber air, seperti danau, waduk, dan sungai.