Bangsa Barat datang dan ikut meramaikan dunia perdagangan di Kepulauan Nusantara

Bangsa Barat datang dan ikut meramaikan dunia perdagangan di Kepulauan Nusantara sejak awal abad ke-16, khususnya setelah Portugis menguasai Malaka pada 1511.

Kedatangan pedagang Barat membuat jenis mata uang yang beredar semakin beragam. Perlakuan masyarakat terhadap mata uang Barat tidak jauh berbeda dengan perlakuan terhadap mata uang lokal yang beredar pada abad-abad sebelumnya.

Meski pedagang VOC paling dominan di wilayah Kepulauan Indonesia, tidak berarti mata uang VOC dijadikan standar dalam perdagangan atau yang paling diterima oleh masyarakat dan pedagang setempat. Justru mata uang logam Spanyol (Spaansche matten) atau rea/Spanyol yang kemudian dijadikan standar. 

Pedagang Asia sangat menyukai mata uang logam ini karena kadar perak yang terkandung di dalamnya sangat tinggi. Sehubungan dengan itu, demi memperlancar bisnis perdagangannya di Kepulauan Nusantara, pimpinan VOC di Batavia memohon izin kepada Raja Belanda untuk mencetak mata uang real baru yang ukuran, berat dan kadar peraknya setara dengan real Spanyol. Raja Belanda mengabulkan permohonan itu dengan catatan bahwa mata uang tersebut hanya untuk kegiatan bisnis di Kepulauan Nusantara.

Upaya VOC menggeser peran real Spanyol ternyata tidak mudah. Para pelaku bisnis di daerah ini ternyata masih memilih real Spanyol alih-alih real VOC sebagai mata uang standar. Kedudukan real Spanyol terus bertahan hingga pertengahan abad ke-17. Meskipun pada akhirnya peran mata uang real Spanyol menurun, hal itu tidak berkaitan dengan keberhasilan usaha VOC, tetapi karena mata uang Spanyol itu semakin sulit diperoleh. Sedikit demi sedikit, upaya memasarkan mata uang VOC seperti rijksdaalder mulai diterima pelaku bisnis di Kepulauan Nusantara. Mulanya VOC juga berniat menyingkirkan cassie, namun ketenaran mata uang ini justru membuat pimpinan tertinggi VOC berbalik ingin memanfaatkannya untuk kegiatan bisnisnya. Akan tetapi, karena harga cassie lambat-laun meningkat, VOC yang tidak sanggup membiayai lagi meminta bantuan Raja Belanda untuk mengirimkan mata uang receh ke Hindia Timur. Sesuai dengan permintaan itu, sejak 1727 beredar mata uang "duit" yang bertahan hingga awal abad ke-20.

Selain mengedarkan mata uang Belanda, VOC juga memperkenalkan mata uang kertas kepada pelaku bisnis di Kepulauan Nusantara. Kala itu yang menjadi Gubemur Jenderal VOC adalah Gustaaf Willem Baron van Imhoff (1743-50). Pada 1748 diterbitkan mata uang kertas dalam bentuk sertifikat (kertas berharga) dan memperoleh bunga bila ditukar dengan uang tunai. Ternyata sertifikat ini sangat menarik perhatian masyarakat sehingga VOC memproduksinya dalam jumlah besar, mulai dari yang bernilai 1 rijksdaalder hingga 1000 rijksdaalder. Bahkan beberapa belas tahun menjelang kebangkrutannya, yaitu pada 1783, VOC mengedarkan seri mata uang kertas rijksdaalder dengan jaminan perak 100 persen. Namun dalam perkembangannya, penggunaan sertifikat banyak disalahgunakan dan tan pa pembatasan sehingga kepercayaan masyarakat terhadap sertifikat dan mata uang Belanda itu menurun terutama karena VOC tidak dapat lagi menjamin penukarannya dengan perak.9 Faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu beban masalah bagi pemerintah Belanda yang mengambil alih aset dan kekuasaan VOC di Hindia Timur. Dalam situasi itu, seperti telah disebutkan, DJB didirikan dan diberi hak mencetak dan mengedarkan mata uang sendiri selain berfungsi sebagai bank umum.

Pembentukan DJB pada 1828 hingga akhirnya ditetapkan sebagai bank sirkulasi dan Bank Sentral Republik Indonesia Serikat (RIS) dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) jarang diungkap dalam karya sejarah ekonomi Indonesia.10 Memang telah disebutkan bahwa DJB merupakan cikal bakal Bl, namun isu-isu yang muncul selama proses perubahan itu tidak banyak diungkap. Demikian pula masalah mengapa DJB tidak bisa berkembang menjadi bankers' bank atau menjadi lender of the last resort di wilayah Hindia Belanda belum banyak dijelaskan. Dalam perjalanan waktu yang lebih dari satu abad, DJB tetap pada status dan kedudukannya semula, yaitu bank umum yang berfungsi sebagai bank sirkulasi. Dalam kaitan itu, banyak hal menarik untuk dipelajari, tidak untuk masa lalu, tetapi demi kepentingan perbankan masa kini.

Hal lain yang tidak kalah menarik untuk dikaji ialah mengapa Pemerintah Republik Indonesia lebih memilih DJB sebagai bank sirkulasi RIS yang kemudian menjadi Bank Sentral Republik Indonesia, padahal sebelumnya pada tahun1946 telah berdiri Bank Negara Indonesia (BNI) yang, oleh ekonom Sumitro Djojohadikusumo, disebut sebagai bank perjuangan. Mengapa Pemerintah Indonesia terkesan menyerah kepada tuntutan delegasi Belanda yang ingin menjadikan DJB sebagai bank sirkulasi. Pelbagai isu yang berkembang setelah penetapan DJB sebagai bank sirkulasi menunjukkan bahwa banyak pihakyang merasa keberatan bank milik swasta Belanda itu dijadikan sebagai bank sirkulasi yang mengesampingkan BNI yang didirikan sendiri oleh bangsa Indonesia sekaligus sebagai simbol perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan dalam bidang ekonomi moneter.

Tidak salah jika pihak Belanda merasa gembira dengan hasil yang dicapai dalam KMB, seperti terungkap dalam pepatah yang hidup di kalangan penguasa Belanda, "Indieverloren, betekende niet ramspoed geboren"atau hilangnya Hindia Belanda bukan berarti lahirnya bencana. Dengan pengakuan utang-piutang Hindia Belanda sebagai utang RIS kepada Belanda, maka Belanda tetap memperoleh dana dari bekas koloninya, selain tetap memperoleh bantuan dari Program Marshall. Bila dijumlahkan secara keseluruhan akan mencapai sekitar 8 milyar gulden. Dengan jumlah dana sebesar itu Pemerintah Belanda mampu menciptakan themiracle of Holland-membangun kembali negaranya yang rusak akibat Perang Dunia II dalam waktu yang relatif cepat dibandingkan dengan beberapa negara tetangganya yang juga mengalami hal yang sama. Pihak Indonesia akhirnya menyadari telah diperdaya oleh Pemerintah Belanda sehingga memutuskan untuk tidak meneruskan ketentuan KMB itu. Namun, keputusan itu terlambat, karena jumlah "utang" yang telah dibayarkan mencapai sekitar 4 milyar gulden atau sekitar 88 persen.

Sementara itu status DJB sebagai Bank Sentral RIS dan kemudian menjadi Bank Sentral Republik Indonesia mulai dipertanyakan kembali oleh beberapa politisi dan pengamat ekonomi Indonesia. Pihak-pihak yang sejak KMB berlangsung menyatakan ketidaksetujuannya menjadikan DJB sebagai Bank Sentral RIS, kembali menyuarakan pendapatnya. Tuntutan itu semakin mendapat simpati dan dukungan terutama ketika di beberapa daerah terjadi gerakan separatis kelompok yang diindikasi sebagai simpatisan atau pro-Belanda. Banyak ahli politik dan ekonomi moneter mendesak Pemerintah Rl segera menasionalisasi DJB karena Bank Sentral bukan sefcadar lembaga yang mengatur masalah moneter, tetapi juga sebagai simbol kedaulatan bangsa. Oleh karena itu, sungguh aneh jika lembaga semacam itu dikuasai oleh pengusaha swasta asing.

Tuntutan dan desakan itu akhirnya mendorong Pemerintah Rl memutuskan menasionalisasi sekaligus mengindonesiakan Bank Sentral ini secara damai, yaitu dengan cara membeli saham dan merekrut pegawainya. Namun tindakan itu belum cukup untuk meredam sikap-sikap "DJB-fobi," bahkan muncul pula sindiran yang menyebut DJB adalah warisan kolonial. Sebutan "warisan kolonial" ini tidak menghilang \ seketika dengan terbitnya Undang-undang Pokok Bank Indonesia No. 11 Tahun 1953 pada Juli 1953 yang kemudian diundangkan melalui Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 No.40, yang menggantikan Javaschebank wet (yang menjadi landasan operasional DJB). Dengan berlakunya UU tersebut, sejak 1 Juli 1953, DJB secara resmi diganti dengan nama Bank Indonesia yang secara dejure dan de facto adalah milik bangsa Indonesia.    
                                                 
Pemberlakuan UU No. 11 Tahun 1953 sempat mengundang ; kekhawatiran Bl tidak bisa bertindak independen seperti Bank Sentral = Amerika Serikat. Berdasarkan UU tersebut yang menjadi pimpinan j tertinggi Bl adalah Dewan Moneter yang terdiri atas Menteri Keuangan ;:i (ketua), Menteri Perekonomian, dan Gubernur Bl. Kekhawatiran itu s dijawab oleh Sumitro Djojohadikusumo dengan mengatakan bahwa BI akan tetap independen dan tidak bisa didikte oleh pemerintah.   
         
Akan tetapi dalam perkembangannya, terbukti kepentingan '? pemerintah menjadi dominan, terutama setelah Presiden Rfi menempatkan Gubernur Bl sebagai anggota kabinet seperti terlihat ] pada era Demokrasi Terpimpin. Pembahasan buku ini diakhiri dengan j upaya pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto melakukan reorganises! perbankan nasional dan membubarkan sistem "bank berdjoan" bank tunggat yang dibentuk oleh Presiden Soekarno pada masa sebelumnya.

Daftar Isi
  1. Tempat wisata yang lagi ngetrends dikunjungi saat ini
  2. Wisata Situ Patenggang
  3. Potensi Objek Wisata Alam di Mungka
  4. Syarat dan Ketentuan Kebijakan Pembebasan Visa Belarus 
  5. Peninggalan Sejarah Daerah Ambon
  6. Wisata Goa Pindul di Desa Bejiharjo Yang Menantang Nyali
  7. Tempat Wisata Pantai Di Lombok
  8. Tempat Wisata Kepulauan Mentawai
  9. SIAPA DIPONEGORO
  10. Tokoh Nasional "Siapa Tan Malaka"
  11. Tokoh Nasional "MOHAMMAD HATTA" Bung Hatta
  12. Biografi Sri Sultan Hamengkubuwana IX
  13. Presiden Paling Lama di Indonesia "SOEHARTO"
  14. Biografi Wakil Presiden "Umar Wirahadikusumah"
  15. Biografi Tokoh Nasional Dari Sumatera Barat "Mr. Assaat"
  16. Profil Presiden Indonesia Yang Pertama "Soekarno"
  17. Biografi Wakil Presiden Indonesia "Adam Malik" 
  18. Sejarah Hidup Tokoh Indonesia "Abdurrahman Wahid" di kenal dengan Gusdur
  19. Cara Membantu Anak untuk Meningkatkan Keterampilan
  20. Berbisnis Forex
  21. Kesalahan Menjadi Penyebab Kegagalan Bisnis Forex
  22. Jenis, Anjing, Pemburu, Handal, Labrador, Retriever, Golden, 
  23. Broker Forex Terbaik Yang Teregulasi
  24. Tempat Ibadah, Masjid Terindah, Masjid Istiqlal Jakarta
  25. Keistimewaan, Lokasi, Akses, Masjid Raya Bayur
  26. Sejarah, Pendiri, Tempat Berkumpulnya Wali, Masjid Agung Demak
  27. Tempat Ibadah, Aceh, Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Terindah
  28. Masjid Jami' Bingkudu, Masjid Tua di Sumatera Barat
  29. Riset Gabungan Arkeologi dan Genetika Dilaksanakan
  30. Mobil Jip Buatan Siswa SMK
  31. Telkom Craft Perluas
  32. Format Curriculum Vitae Bahasa Inggris
  33. Fungsi Instagram Follower
  34. Artis Cowok
  35. Cara Membuat Bubur Ayam
  36. Resep Martabak Manis
  37. Kolang-kaling
  38. Cara Membuat Daging Masak Jamur
  39. Cara Membuat Donat Kentang
  40. Resep dan Membuat Bolu Kukus
  41. Ciri-ciri BUMN dan BUMD
  42. Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Swasta
  43. Otomotif
  44. Olahraga Sepeda dengan BMX
  45. Cabang Angkat Besi
  46. Aries Susanti Rahayu
  47. Daftar Negara Penyelenggara Asian Games
  48. Permainan Tradisional
  49. Meraih Medali Emas di Cabang Bulu Tangkis Asian Games 2018
  50. Profil Hanifan Yudani 
  51. Defia Rosmaniar
  52. Keunggulan Penggunaan Mesin Tetas
  53. Pembuatan Mesin Tetas Telur Secara Mandiri
  54. Salah satu kota yang paling indah di Eropa
  55. Lagu Daerah Dari Sumatera Barat, Ayam Den Lapeh
  56. Virus Rabies, Pengertian Rabies, Rabies
  57. Pengertian dan definisi tentang kudis
  58. Penyebab dan gejala meningitis
  59. Gejala dan definisi kanker kolorektal
  60. Tomcat bahaya gigitan tomcat dan pencegahan
  61. Kemampuan Indonesia Tak Kalah dengan Negara Lain dalam Bidang Kesehatan
  62. Penyebab Penyakit Kaki Gajah Yang Menular dan Pencegahan Penyakit Kaki Gajah
  63. Pembauran di Nusantara di Awal Migrasi
  64. Rumah Murah Seharga Rp. 75 Juta Akan Diluncurkan BTN dan Perumnas
  65. kata lucu | kata kata lucu saat ini | kata plesetan
  66. Mengatasi Galau dengan Membaca Buku, Mengunjungi Objek Wisata Budaya, Memanjakan Diri Dengan SPA
  67. Kuda, budidaya ternak kuda, pacuan kuda
  68. Burung Merak | Merak Biru | Merak India
  69. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatra) 
  70. Ciri-Ciri Orang utan, Subspecies Orang Utan, Lokasi dan habitat, Makanan Orang Utan
  71. Pengertian Laba (Profit) dan Pengertian Distribusi
  72. Teori Perilaku Konsumen
  73. Pelaku Ekonomi, Peran Pelaku Kegiatan Ekonomi
  74. Pengertian Permintaan dan Penawaran
  75. Rumus Fungsi Permintaan dan Penawaran 
  76. Hukum Permintaan dan Penawaran
  77. Proses Terbentuknya Keseimbangan Pasar
  78. Pengertian Pasar
  79. Pengertian Bank Sentral
  80. Pengertian Sistem Pembayaran
  81. Unsur Pengaman Uang Rupiah Sebagai Alat Pembayaran Yang Sah
  82. Pengertian Bank, Fungsi Bank, Jenis Bank
  83. Pemasaran Hasil Industri, Konsumen potensial, Mengenal dan memahami konsumen
  84. Karakteristik Khusus, Prinsip Wadi'ah, Prinsip Mudharabah, Produk Bank Syariah
  85. Pengertian, Tugas, Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
  86. Produk-produk Pasar Modal
  87. Alat Pembayaran Tanpa Uang Cash
  88. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Fungsinya
  89. Pengertian Menabung dan Sumber Uang Untuk Menabung
  90. Lembaga Yang Berwenang Tentang Pengelolaan Alat Pembayaran
  91. Penerapan Manajemen dalam Kegiatan di Sekolah
  92. Jenis-Jenis Kegiatan Usaha BUMD,  Kebaikan dan Kelemahan BUMN dan BUMD
  93. Peran BUMS dalam Perekonomian, Bentuk-Bentuk BUMS
  94. Kekuatan dan Kelemahan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
  95. Jenis-Jenis Kegiatan Usaha dan Tahapan Pendirian BUMS
  96. Mendirikan Usaha Pada Perseroan Terbatas (PT)
  97. Pengertian Studi Kelayakan Usaha
  98. Sejarah Perkembangan Koperasi dan Pengertian Koperasi
  99. Landasan dan Asas Koperasi, Tujuan Koperasi, Ciri-Ciri Koperasi
  100. Prinsip, Peran dan Fungsi Koperasi 
  101. Jenis-Jenis Koperasi,  Koperasi Primer, Koperasi Sekunder
  102. Pengelolaan Koperasi, Perangkat Organisasi Koperasi dan Koperasi Sekolah
  103. Sumber Permodalan dan Pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi dan Koperasi Sekolah
  104. Sajikan Produk Pilihan bagi Pelanggan
  105. Prosedur Pendirian Koperasi/Koperasi Sekolah
  106. Pengembangan Koperasi di Sekolah dan Simulasi Pendirian Koperasi di Sekolah
  107. Krisis Ekonomi Sebagai Pendorong Orang Rusia Belajar Bahasa Asing
  108. Cara Mengisi Paypal Tanpa Harus Beli
  109. Pengertian Ekonomi dan Ilmu Ekonomi
  110. 7 Program Peningkatan Mutu Dalam SDM
  111. Pengelola Perusahaan Profesional
  112. Pengertian Valuta Asing
  113. Mekanisme Kerja Pasar Valuta Asing
  114. Pelaku Pasar Valuta Asing
  115. Jenis-Jenis Pasar Valuta Asing
  116. Program Bakti BCA Customer Service Officer Tahap Mahir
  117. Pengertian Negosiasi
  118. Pembangunan infrastruktur Gas Diprioritaskan
  119. Awal Pembentukan Bank Sentral Republik Indonesia
  120. Maksud dan Tujuan, Metodologi dan Sumber Data
  121. Masa Awal De Javasche Bank 1828-70
  122. Bank van Leening, dan Bank Courant en Bank van Leening pada masa VOC
  123. Pengertian dan Bentuk-bentuk Pengembangan Sumber Daya Manusia
  124. Langkah-Langkah Bernegosiasi
  125. Rencana Pembentukan Bank Oleh Raja Belanda 
  126. Bangsa Barat datang dan ikut meramaikan dunia perdagangan di Kepulauan Nusantara
  127. Pengertian Harga Pokok Produksi
  128. Rasio Keuangan sebagai Alat Manajemen
  129. Pengertian Anggaran, Perbendaharaan, dan Akuntansi
  130. Prediksi dari Lembaga Penjamin Simpanan Kenaikan Tren Bunga Akan Terus Berlanjut
  131. Kebutuhan dan Alat Pemuas Kebutuhan
  132. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi, Keberhasilan Pembangunan Ekonomi.
  133. Hasil Penelitian Wanita Yang Berprofesi Sebagai Pialang Saham
  134. Landasan Ilmu Akuntansi Syariah
  135. Beda Antara Asuransi Syaria'h dengan Asuransi Konvensional
  136. Pengertian Prinsip Ekonomi, Motif Ekonomi, Prinsip Ekonomi Produsen, Konsumen
  137. Prinsip Kegiatan Usaha Bank (Konvensional dan Syariah)
  138. Pengelolaan Keuangan
  139. Pengertian Biaya Kesempatan
  140. Pembagian Ilmu Ekonomi, Ekonomi Mikro, Ekonomi Makro
  141. Contoh Produk dan Layanan Bank
  142. Pengertian Transfer
  143. Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi
  144. Karakteristik Perekonomian Indonesia Menurut UUD 1945 Pasal 33
  145. Penjabaran Demokrasi Ekonomi, Kelembagaan Ekonomi, Perangkat Kebijaksanaan
  146. Kiat Memulihkan Kondisi Perekonomian Indonesia Di tengah Krisis
  147. Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Ekonomi Indonesia
  148. Perdagangan Luar Negeri, Neraca Pembayaran, Investasi, Keuangan Negara
  149. Pertumbuhan Ekonomi iklane
  150. Metode Penelitian Kebijakan Ekonomi Indonesia
  151. Kegiatan Ekonomi
  152. Pengertian Pasar Modal
  153. Biaya Produksi, Pengertian Biaya Produksi, Konsep Biaya Produksi
  154. Mekanisme Transaksi di Pasar Modal
  155. Hubungan Asuransi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
  156. Jenis-Jenis Usaha Asuransi, Prinsip Kegiatan Usaha Asuransi
  157. Macam-Macam Produk dan Jenis Asuransi
  158. Pengertian Pegadaian, Fungsi Pegadaian, Peran Pegadaian, Jenis Pegadaian
  159. Alat Pembayaran Tunai dan Sejarah Terciptanya Uang
  160. Pengertian Elastisitas Permintaan dan Penawaran
  161. Pengertian Lembaga Pembiayaan
  162. Pengertian Manajemen, Unsur-unsur Manajemen, Fungsi-Fungsi Manajemen
  163. Pengorganisasian dan Bentuk-bentuk Organisasi
  164. Mengenal Manajemen Produksi, Pemasaran, Keuangan, Personalia, Administrasi Perkantoran
  165. Yohanes Andi Kala
  166. Heni Sri Sundani
  167. Suku Minangkabau
  168. Wilayah Makassar
  169. Adat dan budaya minangkabau
  170. Sejarah, Geografi, Iklim, Taman, Etimologi Provinsi DKI Jakarta
  171. Ibukota Papua Barat, Lambang Papua Barat, Danau dan Gunung di Papua Barat
  172. Kesenian, Budaya dan Adat Istiadat Provinsi Jawa Timur
  173. Wilayah dan Pertumbuhan Ekonomi Batam
  174. Sulawesi Barat, Sumber Kekayaan Alam
  175. Wilayah dan Potensi Ekonomi Jambi 
  176. Kota Manado
  177. Kota Bandung
  178. Pulau Sumatera
  179. Bukittingi
  180. Sumatera Barat
  181. Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam
  182. Ibu Kota Negara Jakarta
  183. Rawadano di Banten
  184. Kota Tanjungpinang
  185. Kalimantan Barat
  186. Kedaton Sultan Ternate
  187. Peninggalan Praserajah
  188. Yugoslavia
  189. Budidaya Ayam Kedu, ternak ayam kedu
  190. Budidaya Tanaman Buah Naga
  191. Budidaya tanaman buah cabe
  192. Jahe, Budidaya tanaman Jahe, Jahe untuk kesehatan
  193. Budidaya kunyit asam
  194. Budidaya Tanaman Buah Srikaya
  195. Ayam Arab
  196. Peluang Usaha Jenis Bebek atau Itik
  197. Budidaya Tanaman Buah Matoa
  198. Budidaya Udang Raksasanya Air Tawar
  199. Cara Beternak Udang Vaname dengan Memakai Terpal
  200. Memelihara udang lobster Air Tawar 
  201. Peluang Usaha Ternak Ikan Gabus
  202. Keunggulan Budidaya Ikan Air Tawar di Kolam Terpal
  203. PROSPEK DAN PERKEMBANGAN SEMANGKA DI INDONESIA
  204. Download Artikel Budidaya Tanaman Buah-buahaan dan Sayuran
  205. Sifat-Sifat Botani dan Varietas Buah Semangka
  206. Bibit Durian Pelangi Banyuwangi Memiliki Ciri Yang Khas
  207. Asal Muasal Munculnya Durian Pelangi Akibat dari Perjumpaan Sekerabat
  208. Pesona Tanaman Hias Gasteria Armstrongii
  209. Sensasi Warna dan Kelezatan Durian Pelangi dari Papua
  210. Budidaya Jeruk, Jeruk Merah
  211. Jamur Tiram, Buah, dan Daun Bersatu Menjadi Vetsin Yang Gurih, Lezat Serta Sehat
  212. Memadukan Singkong dan Cabai Mendapakan Keuntungan Berlipatganda
  213. Peluang Bisnis, Budidaya, Jamur, Merang, Lahan Bisnis, Media, Lahan, Penanaman
  214. Perencanaan, Usaha Budi Daya, Tanaman Pangan, Contoh Tanaman Pangan
  215. Kiat Usaha
  216. Budidaya Kacang Panjang
  217. Memulai Budi Daya Jamur
  218. Proses Produksi Pembenihan Ikan Lele
  219. Pengemasan Ikan Konsumsi
  220. Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi
  221. Wirausaha
  222. Proposal Usaha Budi Daya Unggas Petelur
  223. Cara Usaha Budidaya Udang Lobster
  224. Naga Kuning, Lebih Manis, Keuntungan Budidaya, Lebih Untung
  225. Pengolahan Media Tanam 
  226. Budidaya Itik Petelur
  227. Cara Berternak Udang Harimau
  228. Budidaya Ikan Lele
  229. Budidaya Udang
  230. Perkembangbiakan Kambing
  231. Pemilihan Kandang Bebek
  232. Budidaya Kambing
  233. Budidaya Sapi Potong
  234. Cara Budidaya Bebek Petelur
  235. Memaksimalkan Budidaya Nila, Perkembangan Teknologi Nila
  236. Bawang Merah | Cara Budidaya bawang merah
  237. budidaya peternakan kambing etawa, manfaat susu, pemeliharaan makanan
  238. Panduan Membudidayakan Tanaman Alpukat
  239. Jambu Mawar Dapat Tumbuh pada Berbagai Tipe Tanah
  240. Bagian-bagian dan Penggolongan Bunga | Morfologi Bunga
  241. Kesempurnaan bunga
  242. Bunga simetri tunggal
  243. Bagian bunga yang paling menarik dan banyak diperhatikan adalah perhiasan bunga
  244. Penggolongan dan Fungsi Tanaman Hias di Taman
  245. Potensi Agrowisata dan Prospek Agrobisnis Lengkeng
  246. Pengenalan Tanaman Lengkeng
  247. Prospek Bisnis Mengembangkan Jamur Tiram Putih
  248. Budidaya Ayam Petelur | Asal usul Budi Daya Ayam Petelur
  249. Sumber Daya Usaha
  250. Budidaya Pembenihan Ikan Konsumsi  
  251. Budidaya Ikan Gurame
  252. Teknologi Untuk Memacu Produksi Ikan Nila
  253. Peluang Pasar Usaha Pengolahan Ikan Nila
  254. Cara Budidaya Ikan Nila Untuk Meningkatkan Produksi
  255. Potensi Sumber Daya Perikanan Air Tawar
  256. Artikel Cara Budidaya Ikan Lele
  257. Membuat Kolam Terpal dengan Dinding Tanah
  258. Ikan Yang Cocok Untuk Kolam Terpal
  259. Membuat Kolam Terpal, JENIS KOLAM TERPAL, BAHAN DAN ALAT UNTUK MEMBUAT KOLAM TERPAL
  260. Peluang Usaha Penetasan Telur bagi Peternak Unggas
  261. Penanaman Bibit Kopi Coklat
  262. Pemeliharaan Jeruk
  263. Jenis Mesin Tetas
  264. Pakan Alami dan Pakan Buatan Untuk Budidaya Ikan Konsumsi
  265. Kopi Gunung Puntang, Termasuk kopi organik, 6 Macam Fungsi Kopi
  266. Usaha Budidaya Tanaman Jambu Air
  267. Keunggulan dan Kelemahan Budidaya Ayam Kampung
  268. Rambutam, Manfaat Buah Tanaman Rambutan
  269. Lezat Luar Dalam, Kulit Pisang, Menu Batang Pisang, Kulit Pisang
  270. Manfaat Cinta
  271. Khasiat dan manfaat anggur merah
  272. Manfaat Akar Ubi Jalar Ungu Untuk Kesehatan
  273. Manfaat buah naga bagi ibu hamil
  274. Manfaat buah kelapa muda bagi tubuh manusia
  275. Buah Duku Menjaga Kadar Kolesterol