Memulai Budi Daya Jamur | Persiapan Manajemen | Persiapan Infrastruktur

Memulai Budi Daya Jamur

Untuk memulai budi daya jamur diperlukan beberapa persiapan awal yang meliputi persiapan manajemen, persiapan infrastruktur, dan persiapan teknis. Persiapan manajemen meliputi perencanaan skala usaha, perencanaan produksi, jaminan pasar, sumber daya manusia, dan organisasi pelaksanaan. Persiapan infrastruktur meliputi sanitasi, pemilihan lokasi, perlengkapan, dan permodalan. Sementara persiapan teknis difokuskan pada kegiatan operasional budi daya.

Untuk memulai budi daya jamur diperlukan beberapa persiapan awal yang meliputi persiapan manajemen, persiapan infrastruktur, dan persiapan teknis. Persiapan manajemen meliputi perencanaan skala usaha, perencanaan produksi, jaminan pasar, sumber daya manusia, dan organisasi pelaksanaan. Persiapan infrastruktur meliputi sanitasi, pemilihan lokasi, perlengkapan, dan permodalan. Sementara persiapan teknis difokuskan pada kegiatan operasional budi daya.

Persiapan Manajemen

a. Perencanaan Skala Usaha dan Perencanaan Produksi

Perencanaan ini sangat terkait dengan modal. Jika kita memiliki modal yang besar, bisa saja memutuskan untuk memulai budi daya jamur langsung ke skala besar dengan kapasitas produksi lebih dari 500 kg jamur per hari. Pada skala besar ini, pemilik modal bisa mempekerjakan tenaga-tenaga kerja yang sudah berpengalaman dan dikelola dengan sistem managemen yang profesional.

Kondisi sebaliknya, jika modal terbatas, kita bisa mengembangkan budi daya jamur dimulai dari skala kecil dengan kapasitas produksi hanya 50 kg jamur per hari. Jika usahanya sudah maju, bisnisnya bisa dikembangkan ke skala sedang dengan kapasitas produksi 100 kg per hari atau ke skala menengah dengan kapasitas produksi 250—500 kg per hari.

Sebagai gambaran, dengan harga-harga yang berlaku pada akhir tahun 2015, untuk pemeliharaan 5.000 baglog (skala kecil) diperlukan modal sekitar 26 juta rupiah untuk membangun kubung, membeli peralatan pendukung, dan biaya operasional. Semakin besar skala usaha yang ingin kita kembangkan, semakin besar pula biaya yang harus kita miliki.

b. Jaminan Pasar
Keberhasilan usaha jamur ditentukan oleh jaminan pasar yang pasti. Sebelum memulai usaha, sebaiknya perkirakan terlebih dahulu ke mana hasil produk akan dipasarkan, sehingga ketika usaha sudah berjalan, Anda sudah memegang jaminan pasar.
Salah satu cara mengetahui jalur pemasaran adalah dengan mencari banyak informasi dari penjual bibit. Biasanya, penjual bibit sudah lama berkecimpung dalam bisnis jamur dan tentunya sudah menguasai jaringan pasarnya. Selain itu, Anda juga bisa mencari informasi melalui media, baik media cetak seperti koran, majalah, dan tabloid pertanian maupun media elektronik seperti televisi, internet, dan radio.

Jika skala usaha yang kita jalankan masih kecil, sebaiknya bermitra dengan petani jamur yang sudah berpengalaman karena mereka sudah memiliki pasar yang pasti dan biasanya mereka masih kekurangan stok jamur untuk memenuhi permintaan pelanggannya.

c.  Sumber Daya Manusia

Hal lain yang perlu direncanakan dalam membudidayakan jamur adalah sumber daya manusia. Pilihlah tenaga kerja yang andal, rajin, cekatan, dan cermat. Jika memungkinkan, pilih pekerja dari penduduk setempat agar tidak terjadi kecemburuan ketika usaha yang Anda jalankan berhasil. Sementara untuk tenaga kerja ahli, pilihlah mereka yang telah berpengalaman dalam budi daya dan bisnis jamur.


d.  Organisasi Pelaksanaan

Faktor terakhir yang perlu dipersiapkan adalah organisasi pelaksanaan di lapangan. Pembagian organisasi ini akan meningkatkan efektivitas kerja, sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal. Umumnya, pembagian organisasi pelaksana di lapangan terdiri atas lima bagian sebagai berikut.
  1. Bagian substrat tanam, bertanggung jawab menyiapkan substrat tanam, dari persiapan bahan baku, pencampuran, pengepakan, sterilisasi, hingga siap tanam.
  2. Bagian bibit, bertanggung jawab pada persiapan bibit jamur, penanaman, hingga pemeliharaan awal.
  3. Bagian pemeliharaan, bertanggung jawab dalam pemeliharaan substrat tanam, berhubungan dengan pengendalian lingkungan, baik lingkungan fisik, kimia, maupun biologis; pengendalian hama dan penyakit; kontrol kualitas; dan keselamatan hasil.
  4. Bagian panen dan pascapanen, bertanggung jawab terhadap masa panen dan pengelolaan pascapanen sesuai dengan rencana produksi.
  5. Bagian pemasaran, bertanggung jawab atas pemasaran produk yang dihasilkan, baik jamur dan olahannya maupun produk tambahan lain seperti penjualan substrat tanam.
Persiapan Infrastruktur

a. Pemilihan Lahan
Hal awal yang harus diperhatikan dalam budi daya jamur adalah pemilihan lokasi budi daya. Beberapa persyaratan lokasi yang baik untuk budi daya jamur sebagai berikut.
  1. Memenuhi persyaratan lingkungan tumbuh jamur, baik suhu, kelembapan, pH, aerasi, maupun intensitas cahaya. Idealnya, lokasi yang tepat untuk budi daya jamur berada di daerah yang berhawa sejuk dengan suhu berkisar 10 - 16°C dan kelembapan udara yang cukup tinggi. Khusus untuk jamur merang, pembudidayaan dilakukan di daerah dengan kondisi suhu 30 - 35°C.
  2. Jauh dari kawasan aktif pertanian hortikultura, kawasan pabrik, dan pusat keramaian kota agar jamur yang dihasilkan tidak terkontaminasi limbah industri atau rumah tangga. Pasalnya, jamur memiliki kemampuan menyerap logam walaupun konsentrasinya kecil.
  3. Lintasannya relatif datar atau rata. Tujuannya untuk memudahkan pengangkutan. Selain itu, usahakan kondisi lahan bertopografi rata agar sirkulasi udara selama pembudidayaan berjalan dengan lancar.
  4. Mudah dijangkau, baik segi pemasarannya maupun tempat memperoleh bahan baku.

5.    Dekat dengan sumber air. Secara tidak langsung, air merupakan penentu keberhasilan budi daya.
Lahan budi daya perlu disesuaikan dengan target produksi yang ingin dicapai. Usaha budi daya jamur dianggap layak jika setiap hari dapat menghasilkan rata-rata 1.000 kg atau 10.000 buah substrat tanam. Idealnya, luas lahan untuk menghasilkan produksi tersebut sekitar 1 hektar.

Dari luas lahan tersebut, dapat dibuat beberapa bangunan atau ruangan yang menunjang proses produksi. Misalnya, bangunan untuk persiapan substrat yang meliputi gudang bahan baku, gudang bahan kimia, ruang persiapan bahan, ruang sterilisasi, ruang pembibitan, ruang isolasi, ruang inokulasi, ruang inkubasi, ruang pemeliharaan, gudang penampungan hasil dan pascapanen, ruang administrasi, sarana umum seperti kamar mandi sarana ibadah, dan WC, serta jalan dan tempat parkir. Namun, banyak juga petani jamur yang hanya menggunakan lahan sekadarnya. Asalkan, terdapat ruangan khusus untuk menaruh bahan baku dan melakukan inokulasi.

Jika lahan yang sesuai telah diperoleh, tahap selanjutnya adalah persiapan perlengkapan budi daya. Besar kecilnya perlengkapan yang digunakan disesuaikan dengan modal yang dimiliki dan skala usaha yang direncanakan. Pengusaha dengan modal besar biasanya menggunakan peralatan budi daya yang modern untuk mendapatkan hasil yang baik. Bagi Anda yang memiliki modal terbatas, Anda bisa menggunakan bahan dan peralatan budi daya yang sederhana.

b.    Kubung atau Rumah Jamur
Bangunan budi daya untuk jamur disebut kubung. Ibarat rumah, kubung berfungsi untuk melindungi media tanam jamur dari hujan dan sinar matahari langsung, serta kemungkinan kontaminasi spora jamur. Selain itu, kubung juga berguna untuk merekayasa iklim mikro, sehingga budi daya jamur yang dilakukan tidak tergantung pada musim.

Bangunan kubung bisa dibuat permanen atau semi-permanen. Umumnya, ukuran kubung yang sering digunakan adalah 12 x 10x5 meter yang dibagi menjadi delapan petakan. Di setiap petakan tersebut diletakkan rak-rak tempat meletakkan media tumbuh jamur. Di antara rak dibuat jarak selebar 40—60 cm untuk dilalui pekerja. Bentuk, ukuran, dan bahan yang digunakan untuk membuat kubung disesuaikan dengan jumlah baglog atau media tumbuh jamur yang digunakan serta target produksi.

Berikut ini beberapa jenis bahan yang bisa digunakan untuk membuat kubung.

1.    Rangka kubung bisa dibuat dari besi, kayu, atau batangan bambu. Jika menggunakan kerangka dari kayu atau bambu, sebelum digunakan. Sebaiknya, kayu atau bambu direndam terlebih dahulu dalam larutan fungisida atau pengawet kayu lainnya agar tidak mudah lapuk.

2.    Bagian atap bangunan dapat menggunakan seng, asbes, atau genting. Sementara itu, dindingnya dibuat dari lembaran plastik, anyaman daun nipah, daun tebu, atau jerami. Dinding-dinging tersebut dapat dibuka tutup sesuai kebutuhan.

3.    Di beberapa bagian kubung juga perlu dibuat jendela sebagai lubang sirkulasi udara untuk menjaga kestabilan suhu. Bagian dalam jendela ditutup dengan kain atau kawat kasa untuk mencegah masuknya serangga pengganggu.

4.    Bagian lantai kubung juga perlu disemen. Tujuannya untuk memudahkan dalam merawat dan membersihkan kubung. Kalaupun tidak disemen, setidaknya lantai diberi lapisan pasir atau kapur untuk menghindari hama dan penyakit yang berasal dari tanah.
c.    Sarana Budi Daya dan Pembibitan

Selain kubung, ada empat komponen lain yang wajib dimiliki oleh seorang

pengusaha jamur sebagai berikut.

1.    Alat pembuat media tumbuh jamur, berupa alat pengumpul bahan baku, alat angkut seperti truk atau mobil pick up, ban berjalan (conveyor), alat pengayak, alat pencampur, dan alat pengisi (filling machine).

2.    Alat sterilisasi media tumbuh sebelum ditanami bibit, berupa autoklaf dan boiler. Bagi pembudidaya jamur skala kecil, alat sterilisasi bisa terbuat dari drum bekas minyak yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa.

3.    Alat untuk penanaman atau inokulasi jamur ke dalam media tumbuh, berupa Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) dan meja.

4.    Alat panen dan pengolahan hasil panen, seperti alat pengatur suhu dan kelembapan ruangan, alat pengering hasil panen, alat pendingin, timbangan, alat pengepak, sarung tangan, pisau, dan gunting.

d.    Peralatan Penunjang Lainnya

Budi daya jamur juga memerlukan beberapa peralatan penunjang sebagai berikut.

1.    Sprayer, digunakan untuk melakukan pengabutan jika kondisi di dalam kubung terlalu panas.

2.    Pisau dan keranjang, terutama dibutuhkan ketika panen.

3.    Parang, terpal plastik, sekop, dan sekop garpu, berguna untuk membuat racikan media.

C.    Persiapan Teknis
Persiapan teknis menyangkut berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan operasional budi daya, seperti media pemeliharaan jamur, kualitas bibit, cara budi daya, pemeliharaan, ruangan tempat pemeliharaan, pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit, penanganan pascapanen, hingga pemasarannya.

Pemahaman terhadap tahapan budi daya jamur lebih baik dilakukan dengan mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan oleh kelompok tani jamur, perusahaan penghasil jamur, atau magang di tempat budi daya jamur. Pelatihan atau magang yang dilaksanakan biasanya disertai dengan modul pelatihan, buku panduan budi daya, dan cara menghitung analisis usaha jamur.

Budi daya jamur (tiram, kuping, merang, dan champignon) dapat dimulai dari skala kecil sesuai dengan modal yang dimiliki. Selanjutnya, dikemb angkan secara bertahap.

Kualitas bibit jamur menjadi salah satu kunci utama kesuksesan dalam menjalankan usaha jamur. Ada sedikit saja kontaminasi di dalam bibit jamur, jika dipaksakan ditanam, maka media tumbuh dalam baglog atau media tumbuh dalam rak akan terkontaminasi. Banyak ditumbuhi jamur-jamur gulma yang akan menurunkan produktivitas. Karena itu, proses pembuatan bibit jamur harus dilakukan secara aseptik atau steril, baik dalam proses pembuatan media, isolasi, dan inkubasi.

Pembibitan Tahap Satu
Tahap ini menghasilkan kultur murni yang merupakan media khusus berisi miselium jamuryang memiliki sifat unggul dan produktivitastinggi. Pada tahap ini, proses dan media tumbuh yang digunakan untuk semua jenis jamur sama. Kultur murni ini kemudian digunakan untuk perkembangbiakan selanjutnya. Dalam pembuatan kultur murni terdapat beberapa tahapan, yaitu pembuatan media, pemilihan induk, isolasi, dan inkubasi.

Untuk tambahan informasi, beberapa pembudidaya jamur di Bogor dan Sukabumi menyebut tahap ini dengan FO karena miselium jamur belum diinokulasikan ke dalam media baru berupa shorgum atau jagung. Jika miselium jamur telah diinokulasikan ke media baru, tahap ini disebut FI.

Kultur murni. Merupakan hasil pembibitan tahap satu yang ditumbuhkan dalam media potatoes dextrose agar (PDA)

Hal ini tentu berbeda dengan beberapa teori yang dijelaskan dalam buku-buku mengenai budi daya jamur yang mengatakan pembibitan jamur melalui tiga tahap, yakni FI, F2, dan F3, tanpa FO. Namun, setelah kami cermati, langkah-langkah yang dilakukan antara teori yang selama ini berkembang dengan aplikasi di lapangan relatif sama, bedanya hanya dipenyebutannya.

a.    Pembuatan Media

Media yang digunakan dalam pembuatan kultur murni adalah Potatoes Dextrose Agar (PDA). Media ini bisa terbuat dari bahan yang mudah didapat. Perlu dipahami, dalam pembuatan media tanam ini diperlukan kondisi steril. Hal ini untuk meminimalisasi risiko kontaminasi media. Sentuhan media langsung dengan tangan harus dihindari. Karena itu, dalam pembuatan media tanam ini, campuran bahan harus disterilkan dalam autoklaf atau panci presto. Media PDA yang sudah jadi bisa disimpan paling lama dua minggu sebelum digunakan untuk mengembangbiakkan spora jamur.


b.    Pemilihan Induk Jamur

Jamur yang akan digunakan sebagai indukmerupakanjamuryangmemiliki keunggulan tertentu dibandingkan dengan jamur lain sejenisnya. Jamur yang dipilih harus berbentuk normal atau tidak mengalami kelainan fisik, tidak terserang hama dan penyakit, daging buahnya tebal, batang buahnya kokoh, dan berukuran besar.

Sebelum ditanam ke media PDA, jamur harus disterilisasi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Caranya, cuci jamur dengan air mengalir hingga bersih, lalu celupkan ke dalam alkohol 70%

Indukan jamur kuping. Pilih yang sehat dan pertumbuhannya normal selama 1—5 menit. Selain alkohol, beberapa bahan lain yang dapat digunakan untuk mensterilkan indukan jamur antara lain formalin 5%, mercurochloride 0,001%, silver nitrat 0,1%, mercuric cyanide 0,1%, sodium hipochloride 0,35%, dan kalium permanganat 2%, atau hidrogen peroksida 3%.

c.    Isolasi

Isolasi merupakan proses pengambilan bagian tubuh jamur indukan yang telah dipilih untuk ditanam ke media PDA. Isolasi ini harus dilakukan secara steril, biasanya dilakukan di dalam ruangan atau kotak isolasi yang biasa disebut Laminar Air Flow Cabinet (LAFC).

Ruang atau kotak isolasi tersebut dilengkapi dengan lampu ultraviolet. Untuk mengurangi pengaruh buruk radiasi ultraviolet bagi manusia, sebaiknya lampu ultraviolet dinyalakan minimal 60 menit sebelum ruang isolasi atau LAFC digunakan. Ketika lampu dimatikan, nyalakan blower, lalu semprot ruang isolasi atau LAFC dengan alkohol 70%. Jika ruangan tidak terdapat blower, matikan lampu 30 menit sebelum digunakan.

Ruang isolasi atau LAFC biasanya terdapat di laboratorium dan perusahaan besar. Umumnya, para produsen bibit jamur berskala kecil biasa melakukan isolasi di ruangan biasa, tetapi dengan tingkat ketelitian dan kebersihan yang tinggi. Isolasi tradisional biasanya dilakukan di atas meja keramik yang dialasi kain kasa. Kain kasa tersebut sebelumnya direndam di dalam larutan kloroks 1% atau alkohol 40%. Begitu pula ruang yang akan digunakan harus disemprot terlebih dahulu dengan larutan yang sama.

Selain kebersihan ruangan, kebersihan orang yang melakukan isolasi juga harus dijaga. Hal ini berlaku untuk semua tahapan isolasi, baik isolasi yang dilakukan di LAFC atau isolasi yang dilakukan di ruang biasa. Idealnya, orang yang akan melakukan isolasi menggunakan pakaian bersih, penutup rambut, penutup kepala, dan menyemprot tangannya dengan alkohol. Selain itu, kontak langsung bagian tubuh dengan media kultur atau jamur induk diusahakan jangan terlalu sering dilakukan.

d.    Inkubasi

Masa pertumbuhan miselium jamur di dalam media PDA disebut dengan masa inkubasi. Proses ini dilakukan di dalam inkubator atau kotak inkubasi. Inkubator berbentuk seperti lemari yang memiliki pengaturan suhu, sehingga kondisi di dalamnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan miselium untuk tumbuh.

Selama masa inkubasi, kultur murni ini juga perlu dirawat agar tidak mengalami perubahan sifat. Cara perawatan kultur murni tersebut dapat dilakukan dalam empat cara sebagai berikut.

1.    Pemindahan Secara Berkala

Cara ini dilakukan pada kultur murni yang diinkubasikan di dalam ruang inkubasi pada suhu 27° C atau di dalam lemari pendingin bersuhu 10° C. Penyimpanan kultur murni di dalam lemari pendingin dapat memperkecil kemungkinan kultur mengering.

2.    Membatasi Suplai Oksigen

Bertujuan untuk mencegah pengeringan kultur murni. Cara yang dilakukan adalah menggenangi koloni jamur dengan parafin setinggi 1 cm di atas media PDA. Dengan begitu, metabolisme jamur menjadi terhambat. Parafin ini disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121° C, dan tekanan 15 lb/in2 selama 45 menit.

3.    Membatasi Nutrisi

Suplai nutrisi ke dalam miselium jamur dihambat dengan air suling steril. Bagian koloni jamur yang sedang aktif tumbuh dimasukkan ke dalam botol yang berisi air suling, lalu simpan di dalam suhu ruang selama satu minggu. Setelah itu, bagian yang tidak terkontaminasi diambil dan disimpan pada suhu 5° C.
4.    Pengeringan Beku atau Liofilisasi 
Caranya, bekukan spora pada suhu 60° C, kemudian uapkan air yang tersisa dengan proses sublimasi di ruang hampa udara. Terakhir, segel tempat miselium tersebut pada kondisi hampa udara.

Proses pembuatan bibit ini dikatakan berhasil jika di sekitar eksplan tumbuh miselium jamur berwarna putih yang selanjutnya menyebar merata ke seluruh tabung reaksi.
Daftar Isi
  1. Tempat wisata yang lagi ngetrends dikunjungi saat ini
  2. Wisata Situ Patenggang
  3. Potensi Objek Wisata Alam di Mungka
  4. Syarat dan Ketentuan Kebijakan Pembebasan Visa Belarus 
  5. Peninggalan Sejarah Daerah Ambon
  6. Wisata Goa Pindul di Desa Bejiharjo Yang Menantang Nyali
  7. Tempat Wisata Pantai Di Lombok
  8. Tempat Wisata Kepulauan Mentawai
  9. SIAPA DIPONEGORO
  10. Tokoh Nasional "Siapa Tan Malaka"
  11. Tokoh Nasional "MOHAMMAD HATTA" Bung Hatta
  12. Biografi Sri Sultan Hamengkubuwana IX
  13. Presiden Paling Lama di Indonesia "SOEHARTO"
  14. Biografi Wakil Presiden "Umar Wirahadikusumah"
  15. Biografi Tokoh Nasional Dari Sumatera Barat "Mr. Assaat"
  16. Profil Presiden Indonesia Yang Pertama "Soekarno"
  17. Biografi Wakil Presiden Indonesia "Adam Malik" 
  18. Sejarah Hidup Tokoh Indonesia "Abdurrahman Wahid" di kenal dengan Gusdur
  19. Cara Membantu Anak untuk Meningkatkan Keterampilan
  20. Berbisnis Forex
  21. Kesalahan Menjadi Penyebab Kegagalan Bisnis Forex
  22. Jenis, Anjing, Pemburu, Handal, Labrador, Retriever, Golden, 
  23. Broker Forex Terbaik Yang Teregulasi
  24. Tempat Ibadah, Masjid Terindah, Masjid Istiqlal Jakarta
  25. Keistimewaan, Lokasi, Akses, Masjid Raya Bayur
  26. Sejarah, Pendiri, Tempat Berkumpulnya Wali, Masjid Agung Demak
  27. Tempat Ibadah, Aceh, Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Terindah
  28. Masjid Jami' Bingkudu, Masjid Tua di Sumatera Barat
  29. Riset Gabungan Arkeologi dan Genetika Dilaksanakan
  30. Mobil Jip Buatan Siswa SMK
  31. Telkom Craft Perluas
  32. Format Curriculum Vitae Bahasa Inggris
  33. Fungsi Instagram Follower
  34. Artis Cowok
  35. Cara Membuat Bubur Ayam
  36. Resep Martabak Manis
  37. Kolang-kaling
  38. Cara Membuat Daging Masak Jamur
  39. Cara Membuat Donat Kentang
  40. Resep dan Membuat Bolu Kukus
  41. Ciri-ciri BUMN dan BUMD
  42. Ciri-Ciri Badan Usaha Milik Swasta
  43. Otomotif
  44. Olahraga Sepeda dengan BMX
  45. Cabang Angkat Besi
  46. Aries Susanti Rahayu
  47. Daftar Negara Penyelenggara Asian Games
  48. Permainan Tradisional
  49. Meraih Medali Emas di Cabang Bulu Tangkis Asian Games 2018
  50. Profil Hanifan Yudani 
  51. Defia Rosmaniar
  52. Keunggulan Penggunaan Mesin Tetas
  53. Pembuatan Mesin Tetas Telur Secara Mandiri
  54. Salah satu kota yang paling indah di Eropa
  55. Lagu Daerah Dari Sumatera Barat, Ayam Den Lapeh
  56. Virus Rabies, Pengertian Rabies, Rabies
  57. Pengertian dan definisi tentang kudis
  58. Penyebab dan gejala meningitis
  59. Gejala dan definisi kanker kolorektal
  60. Tomcat bahaya gigitan tomcat dan pencegahan
  61. Kemampuan Indonesia Tak Kalah dengan Negara Lain dalam Bidang Kesehatan
  62. Penyebab Penyakit Kaki Gajah Yang Menular dan Pencegahan Penyakit Kaki Gajah
  63. Pembauran di Nusantara di Awal Migrasi
  64. Rumah Murah Seharga Rp. 75 Juta Akan Diluncurkan BTN dan Perumnas
  65. kata lucu | kata kata lucu saat ini | kata plesetan
  66. Mengatasi Galau dengan Membaca Buku, Mengunjungi Objek Wisata Budaya, Memanjakan Diri Dengan SPA
  67. Kuda, budidaya ternak kuda, pacuan kuda
  68. Burung Merak | Merak Biru | Merak India
  69. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatra) 
  70. Ciri-Ciri Orang utan, Subspecies Orang Utan, Lokasi dan habitat, Makanan Orang Utan
  71. Pengertian Laba (Profit) dan Pengertian Distribusi
  72. Teori Perilaku Konsumen
  73. Pelaku Ekonomi, Peran Pelaku Kegiatan Ekonomi
  74. Pengertian Permintaan dan Penawaran
  75. Rumus Fungsi Permintaan dan Penawaran 
  76. Hukum Permintaan dan Penawaran
  77. Proses Terbentuknya Keseimbangan Pasar
  78. Pengertian Pasar
  79. Pengertian Bank Sentral
  80. Pengertian Sistem Pembayaran
  81. Unsur Pengaman Uang Rupiah Sebagai Alat Pembayaran Yang Sah
  82. Pengertian Bank, Fungsi Bank, Jenis Bank
  83. Pemasaran Hasil Industri, Konsumen potensial, Mengenal dan memahami konsumen
  84. Karakteristik Khusus, Prinsip Wadi'ah, Prinsip Mudharabah, Produk Bank Syariah
  85. Pengertian, Tugas, Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
  86. Produk-produk Pasar Modal
  87. Alat Pembayaran Tanpa Uang Cash
  88. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Fungsinya
  89. Pengertian Menabung dan Sumber Uang Untuk Menabung
  90. Lembaga Yang Berwenang Tentang Pengelolaan Alat Pembayaran
  91. Penerapan Manajemen dalam Kegiatan di Sekolah
  92. Jenis-Jenis Kegiatan Usaha BUMD,  Kebaikan dan Kelemahan BUMN dan BUMD
  93. Peran BUMS dalam Perekonomian, Bentuk-Bentuk BUMS
  94. Kekuatan dan Kelemahan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
  95. Jenis-Jenis Kegiatan Usaha dan Tahapan Pendirian BUMS
  96. Mendirikan Usaha Pada Perseroan Terbatas (PT)
  97. Pengertian Studi Kelayakan Usaha
  98. Sejarah Perkembangan Koperasi dan Pengertian Koperasi
  99. Landasan dan Asas Koperasi, Tujuan Koperasi, Ciri-Ciri Koperasi
  100. Prinsip, Peran dan Fungsi Koperasi 
  101. Jenis-Jenis Koperasi,  Koperasi Primer, Koperasi Sekunder
  102. Pengelolaan Koperasi, Perangkat Organisasi Koperasi dan Koperasi Sekolah
  103. Sumber Permodalan dan Pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi dan Koperasi Sekolah
  104. Sajikan Produk Pilihan bagi Pelanggan
  105. Prosedur Pendirian Koperasi/Koperasi Sekolah
  106. Pengembangan Koperasi di Sekolah dan Simulasi Pendirian Koperasi di Sekolah
  107. Krisis Ekonomi Sebagai Pendorong Orang Rusia Belajar Bahasa Asing
  108. Cara Mengisi Paypal Tanpa Harus Beli
  109. Pengertian Ekonomi dan Ilmu Ekonomi
  110. 7 Program Peningkatan Mutu Dalam SDM
  111. Pengelola Perusahaan Profesional
  112. Pengertian Valuta Asing
  113. Mekanisme Kerja Pasar Valuta Asing
  114. Pelaku Pasar Valuta Asing
  115. Jenis-Jenis Pasar Valuta Asing
  116. Program Bakti BCA Customer Service Officer Tahap Mahir
  117. Pengertian Negosiasi
  118. Pembangunan infrastruktur Gas Diprioritaskan
  119. Awal Pembentukan Bank Sentral Republik Indonesia
  120. Maksud dan Tujuan, Metodologi dan Sumber Data
  121. Masa Awal De Javasche Bank 1828-70
  122. Bank van Leening, dan Bank Courant en Bank van Leening pada masa VOC
  123. Pengertian dan Bentuk-bentuk Pengembangan Sumber Daya Manusia
  124. Langkah-Langkah Bernegosiasi
  125. Rencana Pembentukan Bank Oleh Raja Belanda 
  126. Bangsa Barat datang dan ikut meramaikan dunia perdagangan di Kepulauan Nusantara
  127. Pengertian Harga Pokok Produksi
  128. Rasio Keuangan sebagai Alat Manajemen
  129. Pengertian Anggaran, Perbendaharaan, dan Akuntansi
  130. Prediksi dari Lembaga Penjamin Simpanan Kenaikan Tren Bunga Akan Terus Berlanjut
  131. Kebutuhan dan Alat Pemuas Kebutuhan
  132. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi, Keberhasilan Pembangunan Ekonomi.
  133. Hasil Penelitian Wanita Yang Berprofesi Sebagai Pialang Saham
  134. Landasan Ilmu Akuntansi Syariah
  135. Beda Antara Asuransi Syaria'h dengan Asuransi Konvensional
  136. Pengertian Prinsip Ekonomi, Motif Ekonomi, Prinsip Ekonomi Produsen, Konsumen
  137. Prinsip Kegiatan Usaha Bank (Konvensional dan Syariah)
  138. Pengelolaan Keuangan
  139. Pengertian Biaya Kesempatan
  140. Pembagian Ilmu Ekonomi, Ekonomi Mikro, Ekonomi Makro
  141. Contoh Produk dan Layanan Bank
  142. Pengertian Transfer
  143. Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi
  144. Karakteristik Perekonomian Indonesia Menurut UUD 1945 Pasal 33
  145. Penjabaran Demokrasi Ekonomi, Kelembagaan Ekonomi, Perangkat Kebijaksanaan
  146. Kiat Memulihkan Kondisi Perekonomian Indonesia Di tengah Krisis
  147. Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Ekonomi Indonesia
  148. Perdagangan Luar Negeri, Neraca Pembayaran, Investasi, Keuangan Negara
  149. Pertumbuhan Ekonomi iklane
  150. Metode Penelitian Kebijakan Ekonomi Indonesia
  151. Kegiatan Ekonomi
  152. Pengertian Pasar Modal
  153. Biaya Produksi, Pengertian Biaya Produksi, Konsep Biaya Produksi
  154. Mekanisme Transaksi di Pasar Modal
  155. Hubungan Asuransi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
  156. Jenis-Jenis Usaha Asuransi, Prinsip Kegiatan Usaha Asuransi
  157. Macam-Macam Produk dan Jenis Asuransi
  158. Pengertian Pegadaian, Fungsi Pegadaian, Peran Pegadaian, Jenis Pegadaian
  159. Alat Pembayaran Tunai dan Sejarah Terciptanya Uang
  160. Pengertian Elastisitas Permintaan dan Penawaran
  161. Pengertian Lembaga Pembiayaan
  162. Pengertian Manajemen, Unsur-unsur Manajemen, Fungsi-Fungsi Manajemen
  163. Pengorganisasian dan Bentuk-bentuk Organisasi
  164. Mengenal Manajemen Produksi, Pemasaran, Keuangan, Personalia, Administrasi Perkantoran
  165. Yohanes Andi Kala
  166. Heni Sri Sundani
  167. Suku Minangkabau
  168. Wilayah Makassar
  169. Adat dan budaya minangkabau
  170. Sejarah, Geografi, Iklim, Taman, Etimologi Provinsi DKI Jakarta
  171. Ibukota Papua Barat, Lambang Papua Barat, Danau dan Gunung di Papua Barat
  172. Kesenian, Budaya dan Adat Istiadat Provinsi Jawa Timur
  173. Wilayah dan Pertumbuhan Ekonomi Batam
  174. Sulawesi Barat, Sumber Kekayaan Alam
  175. Wilayah dan Potensi Ekonomi Jambi 
  176. Kota Manado
  177. Kota Bandung
  178. Pulau Sumatera
  179. Bukittingi
  180. Sumatera Barat
  181. Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam
  182. Ibu Kota Negara Jakarta
  183. Rawadano di Banten
  184. Kota Tanjungpinang
  185. Kalimantan Barat
  186. Kedaton Sultan Ternate
  187. Peninggalan Praserajah
  188. Yugoslavia
  189. Budidaya Ayam Kedu, ternak ayam kedu
  190. Budidaya Tanaman Buah Naga
  191. Budidaya tanaman buah cabe
  192. Jahe, Budidaya tanaman Jahe, Jahe untuk kesehatan
  193. Budidaya kunyit asam
  194. Budidaya Tanaman Buah Srikaya
  195. Ayam Arab
  196. Peluang Usaha Jenis Bebek atau Itik
  197. Budidaya Tanaman Buah Matoa
  198. Budidaya Udang Raksasanya Air Tawar
  199. Cara Beternak Udang Vaname dengan Memakai Terpal
  200. Memelihara udang lobster Air Tawar 
  201. Peluang Usaha Ternak Ikan Gabus
  202. Keunggulan Budidaya Ikan Air Tawar di Kolam Terpal
  203. PROSPEK DAN PERKEMBANGAN SEMANGKA DI INDONESIA
  204. Download Artikel Budidaya Tanaman Buah-buahaan dan Sayuran
  205. Sifat-Sifat Botani dan Varietas Buah Semangka
  206. Bibit Durian Pelangi Banyuwangi Memiliki Ciri Yang Khas
  207. Asal Muasal Munculnya Durian Pelangi Akibat dari Perjumpaan Sekerabat
  208. Pesona Tanaman Hias Gasteria Armstrongii
  209. Sensasi Warna dan Kelezatan Durian Pelangi dari Papua
  210. Budidaya Jeruk, Jeruk Merah
  211. Jamur Tiram, Buah, dan Daun Bersatu Menjadi Vetsin Yang Gurih, Lezat Serta Sehat
  212. Memadukan Singkong dan Cabai Mendapakan Keuntungan Berlipatganda
  213. Peluang Bisnis, Budidaya, Jamur, Merang, Lahan Bisnis, Media, Lahan, Penanaman
  214. Perencanaan, Usaha Budi Daya, Tanaman Pangan, Contoh Tanaman Pangan
  215. Kiat Usaha
  216. Budidaya Kacang Panjang
  217. Memulai Budi Daya Jamur
  218. Proses Produksi Pembenihan Ikan Lele
  219. Pengemasan Ikan Konsumsi
  220. Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi
  221. Wirausaha
  222. Proposal Usaha Budi Daya Unggas Petelur
  223. Cara Usaha Budidaya Udang Lobster
  224. Naga Kuning, Lebih Manis, Keuntungan Budidaya, Lebih Untung
  225. Pengolahan Media Tanam 
  226. Budidaya Itik Petelur
  227. Cara Berternak Udang Harimau
  228. Budidaya Ikan Lele
  229. Budidaya Udang
  230. Perkembangbiakan Kambing
  231. Pemilihan Kandang Bebek
  232. Budidaya Kambing
  233. Budidaya Sapi Potong
  234. Cara Budidaya Bebek Petelur
  235. Memaksimalkan Budidaya Nila, Perkembangan Teknologi Nila
  236. Bawang Merah | Cara Budidaya bawang merah
  237. budidaya peternakan kambing etawa, manfaat susu, pemeliharaan makanan
  238. Panduan Membudidayakan Tanaman Alpukat
  239. Jambu Mawar Dapat Tumbuh pada Berbagai Tipe Tanah
  240. Bagian-bagian dan Penggolongan Bunga | Morfologi Bunga
  241. Kesempurnaan bunga
  242. Bunga simetri tunggal
  243. Bagian bunga yang paling menarik dan banyak diperhatikan adalah perhiasan bunga
  244. Penggolongan dan Fungsi Tanaman Hias di Taman
  245. Potensi Agrowisata dan Prospek Agrobisnis Lengkeng
  246. Pengenalan Tanaman Lengkeng
  247. Prospek Bisnis Mengembangkan Jamur Tiram Putih
  248. Budidaya Ayam Petelur | Asal usul Budi Daya Ayam Petelur
  249. Sumber Daya Usaha
  250. Budidaya Pembenihan Ikan Konsumsi  
  251. Budidaya Ikan Gurame
  252. Teknologi Untuk Memacu Produksi Ikan Nila
  253. Peluang Pasar Usaha Pengolahan Ikan Nila
  254. Cara Budidaya Ikan Nila Untuk Meningkatkan Produksi
  255. Potensi Sumber Daya Perikanan Air Tawar
  256. Artikel Cara Budidaya Ikan Lele
  257. Membuat Kolam Terpal dengan Dinding Tanah
  258. Ikan Yang Cocok Untuk Kolam Terpal
  259. Membuat Kolam Terpal, JENIS KOLAM TERPAL, BAHAN DAN ALAT UNTUK MEMBUAT KOLAM TERPAL
  260. Peluang Usaha Penetasan Telur bagi Peternak Unggas
  261. Penanaman Bibit Kopi Coklat
  262. Pemeliharaan Jeruk
  263. Jenis Mesin Tetas
  264. Pakan Alami dan Pakan Buatan Untuk Budidaya Ikan Konsumsi
  265. Kopi Gunung Puntang, Termasuk kopi organik, 6 Macam Fungsi Kopi
  266. Usaha Budidaya Tanaman Jambu Air
  267. Keunggulan dan Kelemahan Budidaya Ayam Kampung
  268. Rambutam, Manfaat Buah Tanaman Rambutan
  269. Lezat Luar Dalam, Kulit Pisang, Menu Batang Pisang, Kulit Pisang
  270. Manfaat Cinta
  271. Khasiat dan manfaat anggur merah
  272. Manfaat Akar Ubi Jalar Ungu Untuk Kesehatan
  273. Manfaat buah naga bagi ibu hamil
  274. Manfaat buah kelapa muda bagi tubuh manusia
  275. Buah Duku Menjaga Kadar Kolesterol